Abstract:Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematis siswa kelas XI MIPA 4 SMAN 2 Solok. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah tes dan wawancara. Hasil tes dianalisis berdasarkan indikator pemecahan masalah dengan memperhatikan jenis kesalahan menurut Kasto… Show more
“…Kemampuan pemecahan masalah ini merupakan kemampuan yang cukup sulit dikuasai oleh siswa, terlihat dari siwa yang banyak melakukan kesalahan ketika diberikan soal tidak rutin.Pada saat menyelesaikan masalah, ditemukan masih banyaknya siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah [5]. Terkait dengan menyelesaikan soal pemecahan masalah matematis menyatakan kesalahan diakibatkan karena siswa tidak terbiasa dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematis [6].…”
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika pada materi Teorema Pythagoras berdasarkan Tahapan Kastolan pada siswa kelas VIII.1 SMPN 3 VII Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling, sampel yang dianalisis sebanyak 26 orang siswa kelas VIII.1. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data berupa tes. Hasil tes dianalisis berdasarkan indikator yang ada pada jenis kesalahan Tahapan Kastolan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan analisis kesalahan Tahapan Kastolan terdiri dari 3 jenis kesalahan, yaitu jenis kesalahan konseptual, jenis kesalahan prosedural dan jenis kesalahan teknik. Pada jenis kesalahan konseptual siswa paling banyak melakukan kesalahan pada indikator (a) Siswa tidak dapat memilih rumus matematika yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal dengan benar yaitu sebesar 40% dengan kategori cukup tinggi, pada jenis kesalahan prosedural siswa paling banyak melakukan kesalahan pada indikator (a) Siswa tidak bisa menuliskan langkah penyelesaian soal sesuai perintah soal yaitu sebesar 23% dengan kategori rendah, dan pada jenis kesalahan teknik siswa paling banyak melakukan kesalahan pada indikator (b) Siswa melakukan kesalahan dalam memindahkan angka atau operasi hitung dari langkah satu ke langkah berikutnya yaitu sebesar 28% dengan kategori cukup tinggi.
“…Kemampuan pemecahan masalah ini merupakan kemampuan yang cukup sulit dikuasai oleh siswa, terlihat dari siwa yang banyak melakukan kesalahan ketika diberikan soal tidak rutin.Pada saat menyelesaikan masalah, ditemukan masih banyaknya siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah [5]. Terkait dengan menyelesaikan soal pemecahan masalah matematis menyatakan kesalahan diakibatkan karena siswa tidak terbiasa dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematis [6].…”
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika pada materi Teorema Pythagoras berdasarkan Tahapan Kastolan pada siswa kelas VIII.1 SMPN 3 VII Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling, sampel yang dianalisis sebanyak 26 orang siswa kelas VIII.1. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data berupa tes. Hasil tes dianalisis berdasarkan indikator yang ada pada jenis kesalahan Tahapan Kastolan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan analisis kesalahan Tahapan Kastolan terdiri dari 3 jenis kesalahan, yaitu jenis kesalahan konseptual, jenis kesalahan prosedural dan jenis kesalahan teknik. Pada jenis kesalahan konseptual siswa paling banyak melakukan kesalahan pada indikator (a) Siswa tidak dapat memilih rumus matematika yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal dengan benar yaitu sebesar 40% dengan kategori cukup tinggi, pada jenis kesalahan prosedural siswa paling banyak melakukan kesalahan pada indikator (a) Siswa tidak bisa menuliskan langkah penyelesaian soal sesuai perintah soal yaitu sebesar 23% dengan kategori rendah, dan pada jenis kesalahan teknik siswa paling banyak melakukan kesalahan pada indikator (b) Siswa melakukan kesalahan dalam memindahkan angka atau operasi hitung dari langkah satu ke langkah berikutnya yaitu sebesar 28% dengan kategori cukup tinggi.
“…Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Yusmin et al, 2022) memperoleh bahwa kemampuan pemecahan masalah mahasiswa masih rendah, sejalan dengan penelitian oleh (Kenedi et al, 2018) yang menyatakan bahwa kemampuan koneksi siswa rendah, hal ini mengakibatkan siswa tidak bisa memecahkan masalah matematika. (Wahyuni et al, 2022) juga menemukan banyaknya kesalahan ketika siswa menyelesaikan masalah matematika yang artinya kemampuan pemecahan masalah mereka juga rendah.…”
Model REAPS dalam pembelajaran memberikan dampak, diantaranya: mengendalikan emosi yang positif dan mengembangkan keterampilan intrapersonal positif. Dampaknya dapat menguatkan kemampuan problem solving melalui interaksi sosial atau kolaborasi yg berupa diskusi antar mahasiswa untuk membahas penyelesaian persoalan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kemampuan problem solving mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Untan yang mengambil kuliah Program Linier. Tujuan tersebut dicapai melalui beberapa tahap, meliputi: 1) menganalisis teori tentang model REAPS dan karakteristik kemampuan problem solving; 2) mengkaji perangkat pembelajaran, seperti merevisi bahan ajar, rancangan pembelajaran; 3) menyusun instrumen penelitian berupa: tes kemampuan problem solving, lembar observasi, kisi-kisi angket dan angket; 4) memvalidasi instumen penelitian; 4) menerapkan model REAPS; 5) memberikan tes kemampuan problem solving dan angket; 6) menganlisis data hasil penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah Peneltian Tindakan Kelas. Penyaringan dan pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan maupun tanpa pengujian: Pemeriksaan, dokumentasi, observasi dan angket. Teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan kategori baik. AbstractThe actual Engagement In the lively problem-solving (REAPS) version of getting to know has an impact, including controlling fantastic feelings and growing tremendous intrapersonal talents. The effect can beef up trouble-solving abilities through social interaction or collaboration through discussions between college students about problem-solving. This looks at objectives to reap an outline of the trouble-solving skills of students of the arithmetic training study application, FKIP Untan, in particular, students who take Linear Programming courses. This goal turned into performed via several ranges, including 1) studying the concept of the REAPS model and the traits of hassle-solving capabilities; 2) reviewing getting to know the equipment, along with revising coaching substances and gaining knowledge of designs; three) compiling research gadgets in the shape of trouble-fixing ability tests, statement sheets, questionnaires, and questionnaires; 4) validating research devices; 4) observing the REAPS version; five) giving assessments of trouble-solving talents and questionnaires; 6) studying studies records. The research method used is lecture room movement research. Screening and facts collection has been achieved in diverse approaches, each assessment and non-checks through written exams, documentation, statement, and questionnaires. Qualitative and quantitative records evaluation techniques complement every difference. The outcomes of this study indicate an excellent class.
Salah satu permasalahan yang dialami mahasiswa saat ini adalah adanya kecenderungan mahasiswa melakukan kesalahan ketika menyelesaikan masalah integral fungsi peubah banyak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan mahasiswa dalam mengerjakan materi integral rangkap fungsi peubah banyak. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan melibatkan 32 mahasiswa pendidikan matematika semester kelima di Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2022/2023. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan tes, wawancara dan dokumentasi. Untuk mengetahui kesalahan mahasiswa diberikan soal tes, kemudian itu dilakukan wawancara untuk membandingkan hasil. Teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) mahasiswa dengan kemampuan matematika tinggi tidak ditemukan kesalahan prosedural maupun konseptual, dan (2) mahasiswa dengan kemampuan matematika sedang dan rendah mempunyai kesalahan secara konsepual, namun benar secara prosedural. Kesalahan konseptual ini disebabkan karena kurangnya pemahaman konsep tentang menyelesaikan integral parsial.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.