Analisis Kejadian Penyakit Kulit pada Pemulung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi

Abstract

Penyakit kulit merupakan penyakit pada bagian tubuh paling luar dengan gejala berupa gatal-gatal dan kemerahan yang disebabkan oleh bahan kimia, sinar matahari, virus, imun tubuh yang lemah, mikroorganisme, jamur, faktor personal hygiene. Menurut data Puskesmas Kecamatan Bantar Gebang tahun 2017 penyakit kulit termasuk 5 penyakit terbanyak, yaitu sebanyak 2.537 kasus baru. Tujuan dari penelitian diketahui kejadian penyakit kulit pada pemulung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi Cross Sectional. Sampel penelitian 75 responden, pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling. Analisis data dilakukan dengan uji univariat dan uji chi-square (CI 95% (pv=0,05)). Hasil penelitian didapatkan variabel yang berhubungan dengan kejadian penyakit kulit adalah variabel umur (pv=0,008), jam kerja (pv=0,001), masa kerja (pv= 0,019), kebersihan kulit (pv=0,002), kebersihan rambut (pv=0,000), kebersihan mulut (pv=0,000), kebersihan tangan, kaki dan kuku (pv=0,030), kebersihan pakaian (pv=0,026) dan variabel penyediaan air bersih (pv=0,044). Variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian penyakit kulit adalah variabel jenis kelamin (pv=0,327) dan penggunaan alat pelindung diri (APD) (pv=0,604). Saran bagi pemulung untuk menjaga kebersihan diri, penyediaan air yang bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, memperhatikan jam kerja, serta menggunakan APD ketika bekerja untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja. Bagi pihak pengelola TPST untuk memfasilitasi serta mengawasi penggunaan APD bagi pemulung. Kata Kunci: Penyakit Kulit, Pemulung, Pengolahan Sampah Terpadu, Bantar Gebang

Determinan Penyakit Kulit pada Pemulung di TPA Telaga Punggur

“…Menurut (Srisantyorini & Cahyaningsih, 2019) mengabaikan tangan, kaki dan kuku rentan terhadap berbagai macam penyakit infeksi. Kebersihan dimulai dengan mencuci tangan dan kaki menggunakan sabun dan mengeringkannya dengan handuk, menghindari pemakaian sepatu sempit, sedangkan perawatan kuku dilakukan dengan memotong kuku jari tangan dan kaki.…”

“…Berdasarkan teori (Tarwaka, 2012) Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Menurut (Srisantyorini & Cahyaningsih, 2019) Penggunaan APD yang rendah merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit dermatitis kontak akibat kerja.…”

Literature Review: Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Penyakit Kulit Pekerja Pengangkut Sampah di TPA

“…Pada penelitian Purba menyebutkan bahwa aspek personal hygiene yang diteliti meliputi kebersihan kulit, tangan, kuku, dan pakaian [16] . Penelitian Srisantyorini dan Cahyaningsih, aspek personal hygiene yang diteliti meliputi kebersihan rambut, kulit, mulu, tangan, kaki, kuku, dan pakaian [10] . Secara umum yang menyebutkan aspek personal hygiene dalam bentuk kategori baik, cukup, dan buruk terdapat pada penelitian Pradnyandari, Sanjaya, dan Purnawan, Lololawang, Kawatu, dan Kalesaran, Dalimunthe, Sulistyowati, Hakim, dan Hiola, Sebagian besar aspek-aspek personal hygiene pada aspek kebersihan kulit, rambut, tangan, kaki, dan kuku mempunyai kategori yang kurang baik dalam melakukan diri.…”

“…Kejadian tersebut dikarenakan para petugas pengangkut sampah seringkali lalai akan kebersihan kulitnya, seperti tidak segera melakukan mandi setelah bekerja pada TPA, dan sebagian responden juga mandi kurang dari 2 kali dalam sehari. Kontak erat dengan sampah pada lingkungan pekerjaan yang membawa banyak bakteri, jika tidak segera dalam melakukan kebersihan diri pada kulit dapat menyebabkan kejadian penyakit kulit yaitu munculnya bintik-bintik merah, rasa gatal yang sangat hebat sehingga jika digaruk secara berlebihan dapat menimbulkan luka [6,9,10,13] . Berbeda dengan hasil penelitian Azizah, dan Purba, menyebutkan bahwa kebersihan kulit pada pekerja pengangkut sampah, hal ini bisa disebabkan oleh lama paparan oleh petugas pengangkut sampah yang tidak terlalu lama di TPA sehingga kemungkinan terjadinya gangguan kulit sangat kecil.…”

“…Pada penelitian Ayu, Zebua, Azizah, dan Srisantyorini menyebutkan bahwa di hasil uji statistik kebersihan rambut memiliki hubungan dengan kejadian penyakit kulit. Kebersihan rambut juga dapat menyebabkan keluhan kulit, karena dengan tidak bersihnya rambut maka kotoran dirambut akan menyebabkan kulit kepala menjadi gatal [3,9,10,13] . Perilaku petugas pengangkut sampah yang terkena kejadian penyakit kulit juga dapat disebabkan oleh petugas pengangkut sampah yang tidak membersihkan rambut dengan shampoo melainkan hanya dengan air biasa.…”