I. PENDAHULUANdistribusi tenaga listrik dapat dilihat dari lamanya pemadaman dan banyaknya frekuensi yang terjadi pada konsumen per tahun [2]. Sehingga penyedia ketenagalistrikan yaitu PT. PLN (Persero) berkewajiban untuk menjaga mutu layanannya. Seperti yang disebutkan dalam UU No.30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan pasal 28, dinyatakan bahwa pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik harus memenuhi standar mutu keandalan yang berlaku dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya pengguna. Keandalan sistem distribusi diukur dalam suatu indeks keandalan. Indeks keandalan sistem distribusi adalah suatu nilai yang mengukur ketersediaan/tingkat pelayanan penyediaan tenaga listrik ke pengguna atau pelanggan [3], [4]. Indeks keandalan sistem distribusi yang umum digunakan adalah SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) dan SAIDI (System Average Interruption Duration Index). Ketiga nilai indeks keandalan sistem distribusi ini dipengaruhi oleh durasi dan frekuensi gangguan yang menyebabkan terjadinya pemadaman. Indeks keandalan tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan beberapa metode. Metode-metode tersebut digunakan untuk memperoleh laju kegagalan peralatan yang digunakan dalam suatu sistem distribusi tenaga listrik. Metode tersebut adalah section technique seperti dalam [5]-[8], Failure Mode Effect Analysis (FMEA) seperti dalam [9] dan RIA (Reliability Index Assessment) dalam [9], [10]. MetodePenyulang Malili merupakan salah satu penyulang yang mendapat suplai dari Gardu Induk (GI) Palopo. Hingga saat ini semenjak dioperasikan belum dilakukan perhitungan indeks keandalan berdasarkan konfigurasi jaringan dan standar peralatan yang terhubung pada penyulang ini. sehingga tujuan dari Abstract -This paper discusses the determination of the reliability index of the power distribution system. The reliability of the power distribution system is strongly influenced by the duration and frequency of the disturbance, causing customers not to receive electrical energy. This reliability is measured by indices called SAIFI, SAIDI, and CAIDI. The method used to calculate the failure rate required to determine the reliability indexes are the section technique and Failure Mode Effect Analysis (FMEA). The results obtained using the FMEA method are better results. Compared to PLN's SAIFI and SAIDI standards, the Malili feeder is still quite reliable, because its value is smaller than the PLN standard. However, when compared to the IEEE standard, this Malili feeder is not categorized as reliable because the SAIFI value obtained is still higher. While for SAIDI the value is still below the IEEE standard. To improve the reliability index of this feeder, it is necessary to add a protection component to localize the fault.