Analisis K3 Di Bengkel Dwi Jaya Motor Dengan Menggunakan Metode Hira Terintegrasi Metode Fta

Abstract

Dwi Jaya Motor merupakan bengkel mobil yang memiliki layanan jasa servis berupa, perbaikan mesin, perbaikan part, pengecekan kelistrikan hingga penggantian part. Pada kegiatan pekerjaan servis tidak terlepas dari adanya kejadian kecelakaan kerja yang dapat terjadi. Dengan begitu perlu diterapkan manajemen K3 untuk mengurangi potensi bahaya dengan melakukan identifikasi terhadap bahaya. Tujuan penelitian ini dilakukan yaitu mengidentifikasi bahaya, menentukan level risiko, menentukan akar penyebab terjadinya kecelakaan kerja, dan memberikan usulan rekomendasi untuk menghilangkan potensi bahaya.Mengacu pada permasalahan tersebut maka dilakukan identifikasi bahaya dan penentuan nilai risiko dengan menggunakan metode HIRA , selanjutnya risiko dengan nilai kategori high risk perlu dilakukan analisis terkait akar penyebab sehingga terjadi kecelakaan kerja dengan pendekatan Fault Tree Analysis. Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat 12 bahaya yang dikategorikan sebagai low risk , 4 bahaya kategori moderate risk, dan 4 bahaya yang dikategorikan sebagai high risk. Adapun akar penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada pekerjaan servis mobil diakibatkan 3 faktor yaitu alat, manusia dan lingkugan. Selanjutnya usulan rekomendasi diberikan terhadap risiko dengan kategori high risk melalui tindakan administratif, substitusi, engineering control, dan APD.

Risk analysis and safety measures: JSA, HIRA, and FTA in LPG distribution

“…Top event operators do not use personal protective equipment (PPE) based on this logic gate, because there is no PPE that can be used, in contrast to research [27], workers do not use PPE because there are no strict sanctions, therefore, it is better if Distributor LPG Fajar Sidik Nurhidayah has provided PPE and supervised workers so that they always use PPE. The reference made by Daulay and Nuruddin [3] stated that the root cause of the accidents that occurred were caused by three factors, including tools, humans, and the environment. From the tool factor, accidents occur because the condition of the tool is not good, and there is no protection for the tool used.…”

“…According to the Ministry of Manpower of the Republic of Indonesia the number of work accident cases in Indonesia in 2021 will reach 234,370 type [2], with the high number of work accident cases occurring, research is needed to identify and analyze hazards in the workplace, by identifying and analyzing these potential hazards, the company can carry out more prioritized handling of potential hazards that may occur and the government, which is the regulator, can supervise and emphasize the application of OHS regulations for workers. OSH problems in the industrial sector are a problem that has been extensively researched by many parties, including research on "OHS Analysis at the Dwi Jaya Motor Workshop Using the Integrated HIRA Method of the FTA Method" conducted by [3], further research on "Analysis of Occupational Accident Risk Control Section Mechanics at the Ampana PLTU Project (2x3 MW) Using the Job Safety Analysis (JSA) Method [4], and HIRA Analysis (Hazard Identification and Risk Assessment) research at Agency X in Semarang [5]. The number of studies on OHS analysis in the industrial sector shows the importance of this research.…”

Integrasi Metode FMEA Dan FTA Dalam Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Bengkel Bubut

“…Tidak semua kecelakaan kerja mengakibatkan cedera, tetapi beberapa dapat menyebabkan kerusakan pada bahan, peralatan, dan lingkungan. Namun, dalam hal ini, upaya dilakukan untuk mengurangi angka kematian akibat kecelakaan industry [16]. Mengenali bahaya sebelum atau setelah terjadinya kecelakaan merupakan inti dari pencegahan kecelakaan.…”

Analisis Potensi Bahaya dan Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Bengkel Motor di Kota Bogor

“…Keseluruhan pekerjaan tersebut ditangani oleh para mekanik di tempat kerja. Setiap tahapan pekerjaan memiliki potensi bahaya dan tingkat risiko tertentu [4,5]. Setiap pemilik usaha tidak terlepas dari tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, yaitu dengan mengimplementasikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja, termasuk pada usaha bengkel [6,7,8].…”

“…Selain menggunakan pendekatan JSA di bengkel motor, penelitian lainnya menggunakan pendekatan Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA) dengan tujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya, menetapkan sumber bahaya, dan menilai risiko. Dengan demikian, pihak manajemen dapat menyusun skala prioritas untuk tindakan pencegahan dan penanganan permasalahan di tempat kerja [5,11,12]. Pengendalian potensi bahaya juga dapat menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC).…”