Dalam pemetaan angka IPM terbaru, UNDP (United Nations Development Programme) mengeluarkan indikator terbaru (2010) yang digunakan untuk menghitung nilai IPM suatu negara, yaitu: kesehatan (AHH), pendidikan (HLS, RLS), standar layak hidup (GNI Per Kapita) dan Indeks Agregasi. Variabel ini dinilai sebagai indeks komposit yang mewakili aspek pembangunan manusia. Analisis yang dilakukan UNDP pada tahun 2020 Indonesia berada di peringkat 107 sedangkan Malaysia di peringkat 62 dari total 189 negara di Asia. Angka IPM pertama Indonesia pada tahun 1992 adalah 0,54 sedangkan Malaysia pada tahun yang sama memulai IPM sebesar 0,656. Dalam 30 tahun mendatang yaitu pada tahun 2021, IPM Indonesia akan meningkat sebesar 0,705 dan Malaysia pada tahun yang sama 0,803. Perbedaan ini menunjukkan bahwa Malaysia memiliki harapan hidup, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan nasional yang lebih tinggi daripada Indonesia. Kesenjangan atau jarak antara nilai HDI Indonesia dan Malaysia kurang lebih 1 derajat lebih tinggi dari Malaysia atau jika dinyatakan secara nominal paritas HDI antara Malaysia dan Indonesia adalah 0,098. Dari pengolahan data statistik diketahui bahwa faktor yang kuat berkontribusi terhadap skor IPM adalah dimensi pendidikan yang terdiri dari variabel: lama sekolah yang diharapkan dan rata-rata lama sekolah.