2011
DOI: 10.21512/bbr.v2i1.1116
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Analisis Hubungan Service Recovery terhadap Complaining Behavior dan Dampaknya terhadap Brand Switching

Abstract: PT

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2019
2019
2019
2019

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 4 publications
(9 reference statements)
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Dharmmesta menjelaskan bahwa brand switching merupakan perilaku konsumen yang melakukan perpindahan merek dari yang biasa digunakan pada merek lain karena alasan tertentu atau karena kurangnya informasi mengenai produk atau merek tersebut sehingga konsumen rentan untuk melakukan brand switching. (Chatrin, 2006;Widyasari, 2008) Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku brand switching yaitu terbatasnya persediaan merek di pasaran dan penawaran yang beragam dari merek lain (Kotler & Keller, 2010), atribut produk dan promosi (Tjiptono, 1997), persediaan produk (Aaker, 1996), ketidakpuasan konsumen (Ribhan dalam Rasyada & Seotrizola, 2015), variety seeking, harga (Lamb, Hair, & McDaniel, 2001), iklan (Hsu dan Chang dalam Rasyada & Seotrizola, 2015), kepuasan dan kepercayaan konsumen (Assael, 1984), munculnya produk baru, kualitas dan distribusi dan hilangnya kepercayan konsumen terhadap merek sebelumnya (Shi Cheung & Prendergast dalam Tauriana & Christine, 2011). Kualitas layanan, citra merek, kepuasan konsumen dan kepercayaan konsumen juga membentuk perilaku brand switching (Raza, 2015).…”
unclassified
“…Dharmmesta menjelaskan bahwa brand switching merupakan perilaku konsumen yang melakukan perpindahan merek dari yang biasa digunakan pada merek lain karena alasan tertentu atau karena kurangnya informasi mengenai produk atau merek tersebut sehingga konsumen rentan untuk melakukan brand switching. (Chatrin, 2006;Widyasari, 2008) Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku brand switching yaitu terbatasnya persediaan merek di pasaran dan penawaran yang beragam dari merek lain (Kotler & Keller, 2010), atribut produk dan promosi (Tjiptono, 1997), persediaan produk (Aaker, 1996), ketidakpuasan konsumen (Ribhan dalam Rasyada & Seotrizola, 2015), variety seeking, harga (Lamb, Hair, & McDaniel, 2001), iklan (Hsu dan Chang dalam Rasyada & Seotrizola, 2015), kepuasan dan kepercayaan konsumen (Assael, 1984), munculnya produk baru, kualitas dan distribusi dan hilangnya kepercayan konsumen terhadap merek sebelumnya (Shi Cheung & Prendergast dalam Tauriana & Christine, 2011). Kualitas layanan, citra merek, kepuasan konsumen dan kepercayaan konsumen juga membentuk perilaku brand switching (Raza, 2015).…”
unclassified