2019
DOI: 10.37341/interest.v8i1.121
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Analisis Faktor Resiko Filariasis Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Kabupaten Boyolali Jawa Tengah

Abstract: Background: Currently filariasis is one of the priority diseases to be eliminated. WHO in 2000 declared the Global Goal of the Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem by the Year 2020. The Indonesian government's policy is to gradually implement Filariasis Elimination Program through Filariasis Provision of Mass Drug Prevention (POPM) programs in filariasis-endemic districts/cities and management of filariasis clinical cases. Filariasis cases in Central Java in 2013 - 2016 tended to incr… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Selain itu, terjadi kecenderungan peningkatan jumlah kasus penyakit akibat penularan oleh nyamuk ini. Departemen Kesehatan RI (Depkes RI) merilis angka Microfilarial rate mencapai 0-17% [9]. Microfilarial rate sendiri merupakan persentase dari jumlah penduduk yang sediaan darahnya positif mikrofilaria dibanding jumlah keseluruhan sediaan darah yang diperiksa.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Selain itu, terjadi kecenderungan peningkatan jumlah kasus penyakit akibat penularan oleh nyamuk ini. Departemen Kesehatan RI (Depkes RI) merilis angka Microfilarial rate mencapai 0-17% [9]. Microfilarial rate sendiri merupakan persentase dari jumlah penduduk yang sediaan darahnya positif mikrofilaria dibanding jumlah keseluruhan sediaan darah yang diperiksa.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Secara garis besar meliputi faktor sosiodemografi, kondisi lingkungan dan PSP (pengetahuan, sikap, dan perilaku). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan faktor-faktor yang terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian filariasis yaitu pengetahuan mengenai filariasis, 9,10,11,12 sikap, 13 jenis pekerjaan, 12 umur, 14 dan jenis kelamin. 12 Faktor perilaku yang telah terbukti memiliki pengaruh positif terhadap pengendalian filariasis melalui penelitian sebelumnya, yaitu praktik minum obat pencegahan filariasis setiap bulan Oktober; 12,15 kebiasaan menggunakan kawat kasa pada ventilasi; 16,17,18 kebiasaan menggunakan obat nyamuk oles; kebiasaan menggunakan baju panjang dan celana panjang saat keluar rumah malam hari; 12 serta kebiasaan menggunakan kelambu saat tidur.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…18 Faktor perilaku negatif yang dapat meningkatkan risiko penularan filariasis adalah kebiasaan ke luar rumah malam hari 12 dan pengendalian vektor belum dilakukan dengan baik. 11 Adapun faktor lingkungan terdiri dari kepadatan hunian, 15 keberadaan tempat perindukan nyamuk, kondisi sanitasi sekitar rumah, 12 keberadaan kandang ternak di sekitar rumah, 12,18 keberadaan rawa-rawa, keberadaan perkebunan/hutan, 18 keberadaan tempat peristirahatan, dan berkembangbiaknya vektor. 13 Diketahuinya faktor-faktor yang dapat memengaruhi terjadinya filariasis di suatu wilayah dibutuhkan upaya dari masyarakat untuk dapat menerapkan perilaku pencegahan filariasis dan memodifikasi lingkungan supaya tidak menjadi tempat perkembangbiakan vektor.…”
Section: Pendahuluanunclassified