2018
DOI: 10.33172/jdp.v4i2.324
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Analisis Diplomasi Pertahanan Negara Dalam Pandangan Chanakya (Studi Teks Arthashastra Sebagai Dasar Strategi Diplomasi Pertahanan)

Abstract: Abstrak -- Diplomasi pertahanan merupakan kajian baru dalam ilmu HI, utamanya diplomasi. Hal ini membuat kajian-kajian yang berkembang dalam diplomasi pertahanan masih minim dan didominasi oleh konsep-konsep western. Padahal hal ini berpotensi menimbulkan bias teoretis jika diterapkan di negara-negara timur. Filsafat timur sesungguhnya memberikan banyak pilihan konsep terkait diplomasi dan ilmu pertahanan, seperti dalam Arthashastra karya Chanakya. Penelitian ini membahas mengenai analisa konsep diplomasi pert… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(8 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Enam kebijakan politik luar negeri Kautilya merupakan penentuan (kebijakan) mundur, stabil/berdiam diri dan maju. Keenam kebijakan politik tersebut adalah membuat perdamaian (sandhi), melakukan peperangan (vigraha), tinggal diam/ netral (asana), mempersiapkan diri untuk perang/siaga (yana), mencari dukungan/ aliansi (samsraya), dan kebijakan ganda yaitu membuat perdamaian dengan negara satu sementara itu juga mengadakan peperangan dengan negara lainnya (N. N. A. N. Avalokitesvari et al, 2018). Kondisi yang sedang berlangsung akan menentukan kebijakan apa yang sebaiknya akan digunakan.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Enam kebijakan politik luar negeri Kautilya merupakan penentuan (kebijakan) mundur, stabil/berdiam diri dan maju. Keenam kebijakan politik tersebut adalah membuat perdamaian (sandhi), melakukan peperangan (vigraha), tinggal diam/ netral (asana), mempersiapkan diri untuk perang/siaga (yana), mencari dukungan/ aliansi (samsraya), dan kebijakan ganda yaitu membuat perdamaian dengan negara satu sementara itu juga mengadakan peperangan dengan negara lainnya (N. N. A. N. Avalokitesvari et al, 2018). Kondisi yang sedang berlangsung akan menentukan kebijakan apa yang sebaiknya akan digunakan.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Perjanjian dengan kewajiban tertentu memungkinkan seorang "raja bijaksana membuat raja negara tetangga memerangi negara tetangga lainnya untuk mencegah mereka bersatu dan menyerangnya". Satu-satunya cara raja agar benar-benar mengadakan perdamaian adalah ketika ia menemukan dirinya dalam suatu kemunduran relatif jika dibandingkan dengan musuhnya(N. N. N. Avalokitesvari & Midhio, 2021).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Sebab pengetahuan ini merupakan ultimate gold, maka Arthasastra diperuntukan bagi para calon top executive (Sumaryani, 2021). Pemikiran Canakya kerap kali dihubungkan dengan tokoh Nicolo Machiaveli, sebab pemikiran kedua tokoh ini merujuk pada moral politik (Avalokitesvari et al, 2018). Namun pandangan Canakya lebih luas dari itu, mencakup usaha untuk mewujudkan kesejahteraan sebuah negara.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…In that case, the Singhanagari kingdom, now called Songkhla, is more suitable to occupy the rear friend or Akranda position. Meanwhile, to contain the influence of the Mongols as a real threat because of their massive invasion of Java and placing Champa as a partner was the right strategy (Avalokitesvari & Midhio, 2020) states that Ayutthaya's position as Madhyama (Middle Power) and China's (Ming Dynasty) position as Udasina (Major Power) has not changed. According to the author, this position was following the geopolitical constellation at that time.…”
mentioning
confidence: 99%
“…A more precise description of the location layout of Majapahit, Chola, Singhanagari, Ayutthaya, Champa, Mongol, and also China (Ming Dynasty) can be seen on the map in the following image. Mongol (Avalokitesvari & Midhio, 2020) Good relations between countries and friendly treatment are the concepts of diplomacy in Mitreka satata. These nations have neither a history of hostility nor a desire for invasion, but instead strengthen one another and build good relations with each generation.…”
mentioning
confidence: 99%