An Analysis of Maqashid Syariah Devotion to the Profit of Syariah Commercial Bank in Indonesia

Abstract

This study aims to analyze how the effects of FairReturn, Interest-Free Product, Profit Ratio (as Maqashid Syariah variable), as well as Total Assets, Financing, and Third Party Funds (common variable) to Profit Sharia Banking in Indonesia. This type of research is a quantitative analysis. The data used is secondary data, sourced from the annual report of each official website of Sharia Commercial Bank. The analysis technique uses panel data regression to the selected variable based on data availability in annual report of each Sharia Commercial Bank. The results of the analysis show that there are four variables in this study that significantly influence the Profit of Islamic Commercial Banks in Indonesia, namely Fair Returns, Profit Ratio, Total Assets, and Third Party Funds. Of the four variables that influence the Sharia Commercial Bank Profit, the Profit Ratio variable is the most dominant. Testing of variables in this study shows that the fair return variable has been fulfilled by Sharia Commercial Banks in Indonesia. Where a fair return relationship with profit should be negative.

Budaya Religius Serta Implikasinya terhadap Kebiasaan Beribadah Siswa

“…Bahwasanya budaya itu merupakan sebuah asumsi yang dasar dan merupakan keyakinan yang diyakini oleh para anggota kelompok maupun sebuah organisasi. (Sumarto, 2019). Relevan serta memperkuat penjabaran ini dalam Ritaudin, (2021) bahwasanya budaya itu merupakan satu kesatuan yang sangat unik dan juga bukan hanya berbagai jumlah, bagian-bagian dari suatu kemampuan kreasi manusia yang immaterial, namun juga dalam bentuk kemampuan psikologis yang mana berupa ilmu pengetahuan, teknologi, kepercayaan, keyakinan, dan seni.…”

Implikasi Hukum Praktik Perkawinan Adat Suku Baduy Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif

“…Dalam dunia pendidikan budaya dapat digunakan sebagai salah satu transmisi pengetahuan, karena sebenarnya yang tercakup dalam budaya sangatlah luas. Budaya laksana software yang berada dalam otak manusia, yang menuntun persepsi, mengidentifikasi apa yang dilihat, mengarahkan fokus pada suatu hal, serta menghindar dari yang lain (Sumarto, 2019). Ralph Linton yang memberikan definisi kebudayaan yang berbeda dengan pengertian kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan (Tasmuji, et al, 2011).…”