Alih Fungsi Lahan dari Perkebunan Menjadi Lahan Perumahan Di Kota Pangkalpinang

Abstract

Sumber daya lahan merupakan sumber daya alam yang sangat penting dan di perhatikan untuk kelangsungan hidup manusia. Di mana lahan diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk pertanian, daerah permukiman. Di Indonesia sendiri dengan memiliki jumlah penduduk terbanyak sehingga setiap tahunnya angka jumlah pertambahan penduduk menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan atau dikenal dengan istilah konversi lahan merupakan perubahan fungsi sebagian maupun seluruh bagian kawasan lahan dari fungsinya yang utama menjadi fungsi yang lain dan berdampak terhadap kondisi dan perubahan sosial di masyarakat. Adapun penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk melihat ataupun mengetahui berdasarkan bagaimana dinamika yang terjadi terhadap alih fungsi lahan yang semulanya dari lahan perkebunan menjadi daerah pemukiman perumahan ataupun tanah kavling dan juga untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi adanya alih fungsi lahan perkebunan milik masyarakat dan sekarang berkembang menjadi daerah kawasan pemukiman perumahan ,serta melihat faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam peralihan alih fungsi lahan yang semulanya lahan perkebunan milik masyarakat sekarang berkembang menjadi daerah pemukiman perumahan di daerah kawasan Kampak Kecamatan Gerunggang Kelurahan Tua Tunu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, model penyajiannya dilakukan dengan cara menggambarkan suatu objek yang diteliti dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat kualitatif. Penilitian ini menggunakan kajian teoritis Teori Akses (menurut Peluso dan Ribot 2003) sebagai sebuah keterampilan manfaat dari (kemampuan untuk mengambil manfaat dari sesuatu). Adapun faktor yang menjadi adanya alih fungsi lahan dari semulanya lahan perkebunan menajadi daerah pemukiman perumahan, yang diantaranya ada faktor internal dan eksternal. Faktor utama yang menjadi adanya alih fungsi lahan ini karena adanya tuntutan ekonomi masyarakat Tua Tunu sebagai pemilik lahan sehingga mereka menjual lahan milik perkebunan mereka untuk biaya pendidikan anak-anaknya, untuk mencukupi kebutuhan hari-harinya, selain itu juga lahan yang mereka jual untuk kebutuhan biaya hidup seperti berangkat umrah atau haji. Banyak faktor pendukung yang lainnya juga terkait adanya alih fungsi lahan ini karena faktor pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah lahan yang juga strategis untuk dijadikan kawasan perumahan karena letak geografis daerah pada pemukiman perumahan ini sangat mudah dijangkau atau diakses, dan juga kawasan ini juga sangat cepat menentukan perkembangannya.