Al-I’tizᾱlᾱt Dalam Tafsir Anwᾱr Al-Tanzῑl Wa Asrār Al-Ta’wīl Karya Al-Baiḍawi

Abstract

Penafsiran al-Qur’an menampakkan kontestasi ideologi oleh para mufassirnya, sebagaimana yang terjadi di era afrmatif perjalanan tafsir al-Qur’an. Kontestasi ini dirasakan secara lansung maupun tidak lansung berupa keterpengaruhan intelektual. Artikel ini membuktikan tesis tersebut, dengan menemukan adanya beberapa ajaran kemu’tazilahan (I’tizālāt) dalam tafsir Anwār al-Tanzīl karya al-Baiḍāwi yang notabene nya seorang sunni. al-Baiḍāwi menawarkan penafsiran seperti mu’tazilah dalam memahami ayat eskatologis semisal: azab kubur, bertemu Tuhan dll. Dalam analisis tafsirnya, al-Baiḍāwi terlihat memiliki kekaguman kepada sosok al-Zamakhshariy, sehingga membuat analisis tafsirnya seolah mengandung atau meng-iyakan ajaran/ faham mu’tazilah (I’tizālāt)

Konsep Ketuhanan dalam Perspektif Al-Baidhawi

“…Selain itu, beliau juga menerapkan metode munāsabah ayat (hubungan internal) antara satu ayat dengan ayat lain, yang secara kentara terlihat dalam tafsirannya. Keseluruhan, bahasa yang digunakan oleh Al-Baiḍāwi dalam penafsirannya sangat ringkas dan tidak bertele-tele, seperti tercermin dari jumlah jilid yang hanya dua buah (Wathani, 2018).…”