2022
DOI: 10.30812/rekan.v3i1.1842
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Akuntan Perempuan Sebagai Inen Bale, Inen Gawe, dan Inen Pare

Abstract: Abstrak   Penelitian ini bertujuan untuk melihat pencapaian work-life balance akuntan publik perempuan berdasarkan kearifan lokal masyarakat sasak. Penelitian ini dibatasi pada Inen Bale, Inen Gawe, dan Inen Pare karena ketiga istilah ini yang paling menggambarkan peran ganda perempuan sasak sebagai ibu, istri, dan pekerja yang menunjukkan pencapaian work-life balance pada zamannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara. Hasil penel… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2024
2024
2024
2024

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 2 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Hasil penelitian Owusu & Zalata (2023) menunjukkan bahwa kolaborasi dan keterlibatan auditor wanita dalam audit dan nama firma akuntan mampu untuk meningkatkan rating KAP dan atau instansi tempat mereka bekerja. Di sisi lain karir seorang akuntan wanita yang di dalamnya juga terdapat profesi auditor merupakan bentuk eksistensi serta penghargaan diri yang memotivasi wanita untuk dapat bertahan dalam kondisi apapun (Ajiani et al, 2022) Berdasarkan penelitian terdahulu yang menjadikan perspektif budaya sebagai salah satu tolak ukur dan solusi bagi profesi auditor wanita agar dapat memenuhi peran ganda, maka penelitian ini juga menggunakan perspektif falsafah Jawa untuk dapat menjawab tantangan auditor wanita di era modernisasi teknologi perihal kemampuannya untuk tanggung jawab profesional. Berkaitan pada hal tersebut, peran perempuan dalam sudut pandang Jawa sering terbatas hanya pada tiga area yang diyakini, yakni: dapur, kasur, dan sumur, sementara tugas utama dari seorang perempuan yakni: masak (memasak), macak (berhias diri), serta manak (melahirkan anak).…”
unclassified
“…Hasil penelitian Owusu & Zalata (2023) menunjukkan bahwa kolaborasi dan keterlibatan auditor wanita dalam audit dan nama firma akuntan mampu untuk meningkatkan rating KAP dan atau instansi tempat mereka bekerja. Di sisi lain karir seorang akuntan wanita yang di dalamnya juga terdapat profesi auditor merupakan bentuk eksistensi serta penghargaan diri yang memotivasi wanita untuk dapat bertahan dalam kondisi apapun (Ajiani et al, 2022) Berdasarkan penelitian terdahulu yang menjadikan perspektif budaya sebagai salah satu tolak ukur dan solusi bagi profesi auditor wanita agar dapat memenuhi peran ganda, maka penelitian ini juga menggunakan perspektif falsafah Jawa untuk dapat menjawab tantangan auditor wanita di era modernisasi teknologi perihal kemampuannya untuk tanggung jawab profesional. Berkaitan pada hal tersebut, peran perempuan dalam sudut pandang Jawa sering terbatas hanya pada tiga area yang diyakini, yakni: dapur, kasur, dan sumur, sementara tugas utama dari seorang perempuan yakni: masak (memasak), macak (berhias diri), serta manak (melahirkan anak).…”
unclassified