Akuntabilitas Dan Transparansi Manajemen Keuangan Masjid Agung Al Barkah Kota Bekasi

Analisis Penerapan Akuntabilitas Dan Transparansi Bagi Pengurus Masjid Di Indonesia

“…Sebagian besar hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya tantangan bagi organisasi nirlaba khususnya masjid untuk menerapkan laporan keuangan berdasarkan standar yang berlaku (Karimah & Baehaqi 2022;Widagdo & Suprayogi 2022). Masjid Al-Imam Bukit Tinggi dan Masjid Agung Khairullah di Banjarmasin masih mencatat penerimaan dan pengeluaran kas secara sederhana (Andriani et al, 2023;Rizqi & Nurfadliyah, 2020), kemudian di wilayah Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru menunjukkan bahwa penerapan akuntansi yang sesuai dengan aturan PSAK 45 atau ISAK 35 masih sulit untuk diterapkan pada seluruh Masjid Paripurna (Hatta, 2021).…”

“…Dan juga melakukan pelaporan melalui media sosial. (Abdillah & Suprihatin, 2020;Dewantari & Pardi, 2022;Karimah & Baehaqi, 2022;Khoerunisa et al, 2021;Kurniasari, 2011;Octisari et al, 2021;Setiawan et al, 2022;Sumaizar et al, 2019;Suprianto, 2018) 10. (Andriani et al, 2019;Dewantari & Pardi, 2022;Endang, 2017) Pelaporan keuangan perlu disampaikan secara umum tanpa adanya batasan hanya bagi sekelompok penyumbang dana saja.…”

“…Bentuk Transparansi berupa penyampaian kas masuk dan kas keluar secara lisan menggunakan pengeras suara yang disampaikan seminggu sekali sebelum dilaksanakannya sholat Jumat (Endang, 2017;Hatta, 2021;Juniaswati & Murdiansyah, 2022;Khoerunisa et al, 2021;Mahardika et al, 2022;Octisari et al, 2021;Susilawati et al, 2020) dan menginformasikannya melalui papan informasi/mading masjid dalam periode mingguan, bulanan hingga tahunan (Abdillah & Suprihatin, 2020;Dewantari & Pardi, 2022;Khoerunisa et al, 2021;Kurniasari, 2011;Sumaizar et al, 2019;Suprianto, 2018). Selain itu, Takmir juga melakukan pelaporan laporan keuangan melalui aplikasi WhatsApp, Facebook, Instagram, Youtube dan media cetak yaitu koran agar dapat mudah diakses oleh Jama'ah secara luas (Karimah & Baehaqi, 2022;Khoerunisa et al, 2021;Octisari et al, 2021;Setiawan et al, 2022).…”

“…Ketiadaan alokasi untuk gaji pengurus masjid ini menunjukkan sikap kehati-hatian pengurus dalam menggunakan dana yang dititipkan oleh donatur (Andriani et al, 2019). Walaupun ada beberapa masjid lainnya yang mengalokasikan sebagian kas masjid untuk gaji/honor Takmir setiap 1 (satu) bulan sekali dan menjadi biaya sebagai pengeluaran rutin (Endang, 2017;Karimah & Baehaqi, 2022;Lating, 2023;Octisari et al, 2021;Sumaizar et al, 2019) tetapi hal ini tidak menjadi patokan khusus, karena pada prinsipnya pengurus masjid beranggapan bahwa pekerjaan ini merupakan pekerjaan sosial dan tidak digaji (Asmasari & Kusumaningtias, 2019).…”

Mosque Financial Accountability and Transparency: A Community Perspective in Lamongan

“…The lack of oversight from the surrounding community has led to irresponsible individuals committing acts of corruption for personal gain, so that researchers are moved to conduct research on mosque financial management whether it has been implemented in an accountable and transparent manner for the prosperity of the mosque. Several previous studies have examined the financial management of mosques such as Ahyaruddin et al (2017), Alam & Alam (2019), Amir & Nuhung (2018), Andarsari (2017), Fachruddin et al (2020), Fahmi (2018, Karimah & Baehaqi (2022), Mahardika et al (2022), Maulana & Ridwan (2020), Mulyandani & Supriatna (2021), Nurfaizah et al (2021), Pradesyah et al (2021), Puriyanti & Mukhibad (2020), Rahayu (2014), Rini (2019), Sari et al (2018), Supawanhar et al (2022, Suratman et al (2019), Ula et al (2021). Previous research only discussed the implementation and systematics of mosque financial accountability and transparency, but this research looks at it from a different perspective, namely accountability and transparency from the perspective of the Muslim community in Lamongan District.…”