Aktivitas Larvasida Biji Bengkuang sebagai Insektisida Nabati terhadap Larva Lalat Crysomya bezziana

Abstract

Bengkuang merupakan salah satu tanaman obat yang berpotensi sebagai bioinsektisida. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas biji bengkuang sebagai insektisida nabati terhadap larva lalat Crysomya bezziana (C. bezziana) agen penyebab miasis secara in vitro. Penelitian ini terbagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Masing-masing sebanyak 20 Larva instar 1 (L1), Larva instar 2 (L2), dan Larva instar 3 (L3) C.bezziana digunakan untuk pengujian in vitro menggunakan pot plastik yang berisi media larva dan ekstrak ethanol biji bengkuang dengan konsentrasi bertingkat 0,06, 0,12, dan 0,25%. Coumaphos 0,06% dan akuades steril digunakan sebagai kontrol positif dan negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi 0,25% mampu menyebabkan 100% kematian larva dan 100% pupa tidak menetas. Pengujian L3 menunjukkan bahwa ekstrak ethanol biji bengkuang mampu menyebabkan penurunan daya tetas pada semua konsentrasi. Pengujiaan L1 dan L2 untuk mengindikasikan efektifi tas ekstrak sebagai racun perut, sedangkan pengujian pada L3 sebagai indikasi racun kontak. Biji bengkuang memiliki daya larvasida terhadap beberapa jenis larva serangga C. bezziana.

Innovation of Standardized Extract of Yam Bean Seed and Red Betel Leaf as Bioinsecticide for Myiasis Treatment

“…The proportion of simplicia to solvent was 10 :1. The extract produced from maceration was then evaporated using a rotary evaporator at 40-50 °C and 50 rpm in a temperature range of 40-50 °C (Mustika et al 2016a).…”

“…In endemic regions, the prevalence of myiasis reaches 95 %, affecting all animal species, including humans. Therefore, the World Organization for Animal Health (WOAH) categorizes this disease as list B, which is an infectious disease that has a socio-economic impact or a health importance value on a country in international trade associated to products of origin (Mustika et al 2016a). The primary agents that cause myiasis are divided into three groups based on their distribution: the Cochliomya hominivorax fly (The New World Screwworm Fly) that is prevalent in the Americas, the Wohlfahrtia magnifica fly that is prevalent from Europe to China, and the Chrysomya bezziana fly that is prevalent in the tropics and parts of Africa (Wardhana and Diana 2014).…”

“…Myiasis control is not yet excellent, despite the use of antibiotics and synthetic insecticides such as coumaphos, diazinon, fenthion, ivermectin, amitraz, enrofloxacin, and spiramycin by topical therapy (spraying) and dipping (Mustika et al 2016a). The use of synthetic pesticides can result in adverse effects such as the emergence of resistant strains, threats to food safety, and environmental degradation (Ballweber and Baeten 2012).…”

“…This chemical is said to impede insect metabolism as its mode of action (Oguh et al 2019). The ethanol extract of yam bean seeds has been proven to be effective as a larvicide against the parasite Chrysomya bezziana, which causes myiasis in livestock (Mustika et al 2016a). Essential oils, carvcrol, eugenol, chavicol, flavonoids, arecolin, and tannins are present in red betel leaf phytochemicals.…”

STUDI IN VITRO EKSTRAK DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) DAN DAUN BINAHONG HIJAU (Anredera cordifolia steenis) SEBAGAI INSEKTISIDA ALAMI UNTUK MYIASIS PADA RUMINANSIA

“…Beberapa tanaman yang bersifat sebagai insektisida nabati adalah Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae, Rutaceae, dan Basellaceae (Wientarsih et al, 2017). Beberapa tanaman Basellaceae yang dapat digunakan untuk pengobatan myiasis adalah binahong hijau (Anredera cordifolia steenis) (Selawa et al, 2013;Miladiyah dan Prabowo, 2012) dan daun tembakau (Nicotiana tabacum) (Wardhana et al, 2018;Wardhana & Diana 2014;Mustika et al, 2016;Wientarsih et al, 2017).…”