One of the native Indonesian plants that can be used as medicine is beluntas (Pluchea indica L.). The biological activities in beluntas leaves cannot be separated from the role of secondary metabolite compounds contained in them, one of which is flavonoid compounds. The aim of this research was to determine the presence and levels of flavonoid compounds in purified extracts of beluntas leaves, as well as to determine the antibacterial activity of the extracts. The research began with extraction and purification of the extract, qualitative testing of flavonoid compounds using Thin Layer Chromatography (TLC), and determination of total flavonoid levels and testing of antibacterial activity against Staphylococcus aureus using the solid dilution method. The results of the research showed that the purified extract of beluntas leaves contained flavonoid compounds which were marked by stains on the TLC plate with an Rf value that was almost the same as the pure quercetin compound, namely 0.96 (quercetin) and 0.93 (sample of purified beluntas leaf extract). The total flavonoid level obtained in the sample was 27.9 mg/g quercetin. The purified extract of beluntas leaves has antibacterial activity with a minimum kill concentration of 5%. The conclusion that obtained from the results of the research showed that the purified extract of beluntas leaves contains flavonoid compounds and can be used and developed as a medicinal ingredient, one of which is antibacterial.
Keywords: Beluntas, Flavonoid, Kualitatif, kuantitatif, Staphylococcus aureus
Abstrak
Salah satu tanaman asli Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai obat yaitu beluntas (Pluchea indica L.). Aktivitas biologis pada daun beluntas tidak terlepas dari peranan senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya, salah satunya senyawa flavonoid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keberadaan dan kadar senyawa flavonoid pada ekstrak terpurifikasi daun beluntas, serta mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak. Penelitian dimulai dari proses ektraksi dan purifikasi ekstrak, pengujian senyawa flavonoid secara kualitatif menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), dan penentuan kadar flavonoid total serta pengujian aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus menggunakan metode dilusi padat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak terpurifikasi daun beluntas memiliki senyawa flavonoid yang ditandai dengan noda kuning-kecokelatan pada plat KLT dengan nilai Rf yang hampir sama dengan senyawa kuersetin murni yaitu 0,96 (kuersetin) dan 0,93 (sampel ekstrak terpurifikasi daun beluntas). Kadar flavonoid total yang diperoleh pada sampel yaitu 27,9 mg/g kuersetin. Ekstrak terpurifikasi daun beluntas memiliki aktivitas antibakteri dengan Konsentrasi Bunuh Minimum sebesar 2,5%. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian menunjukkan ekstrak terpurifikasi daun beluntas mengandung senyawa flavonoid dan dapat dimanfaatkan serta dikembangkan sebagai bahan obat, salah satunya sebagai antibakteri.
Kata Kunci: Beluntas, Flavonoid, Kualitatif, Kuantitatif, Staphylococcus aureus