Aktivitas Antibakteri Kitosan dari Tulang Rawan Cumi-Cumi (Loligo sp.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

Abstract

Squid (Loligo sp.) is one of fisheries commodities export in Indonesia. Squid has cartilage that can be utilized in the food and non-food sectors. The inner skin of the squid cartilage contains chemical compounds are chitin and chitosan. The objectives of this research are to produce chitosan from squid cartilage and tested the antibacterial effectiveness of chitosan in bacteria Staphylococcus aureus and Escherichia coli. The research method was carried out in twophase; the manufacturing phase of chitosan from squid cartilage and the testing phase for the antibacterial activity of chitosan. The results of the first phase of this study indicate that the chitosan produced meets the quality standards of chitosan with water content 7.82% (bk), ash content 0.57% (bk), nitrogen content 3.18% (bk) and degree of deacetylation 87.43%. Further more the results obtained in the second phase showed that the higher of chitosan concentration, the greater of inhibition zone in the tested bacteria. The best antibacterial activity was found at 0.8% chitosan concentration, with an inhibition zone of 12.8 ± 0.06 mm in E. coli and 11.1 ± 0.12 mm in S. aureus. At a concentration of 0.8% showed a greater inhibitory value when compared to 70% alcohol.

Pemanfaatan Kitosan Sebagai Antibakteri Alternatif Dalam Formulasi Hand Sanitizer Gel

“…Uji aktivitas antibakteri hand sanitizer kitosan gel (Nadia et al, 2021) Uji aktivitas antibakteri hand sanitizer kitosan gel dengan metode difusi agar. Sebanyak 20 μl bakteri uji dimasukkan ke dalam muller hilton agar (MHA), divortex perlahan agar homogen dan campuran tersebut dituang ke dalam cawan petri steril dan dibiarkan membeku.…”

“…Tabel 5 dan 6 menunjukkan bahwa hasil difusi agar pelarut asam asetat 0,1% tidak bersifat menghambat pertumbuhan bakteri uji, sehingga tidak mempengaruhi aktivitas antibakteri kitosan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Nadia et al (2021) bahwa konsentrasi asam asetat 0,1% tidak bersifat menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa pada media yang berisi biakan E. coli dengan hand sanitizer kitosan gel 0,8% memiliki zona hambat yang paling besar yakni 11,7±0,10 mm, bahkan lebih besar dari zona hambat yang dihasilkan oleh hand sanitizer gel komersil (kontrol positif) yakni 10,6±0,06 mm.…”

“…Aktivitas antibakteri hand sanitizer kitosan gel 0,8% dan hand sanitizer gel komersil terhadap bakteri S. aureus dan E. coli dikategorikan kuat. Nadia et al (2021) menyatakan bahwa apabila zona hambat yang terbentuk pada uji difusi agar berukuran 10-19 mm dikategorikan kuat.…”

“…Kitosan merupakan polisakarida alami yang nontoxic, biodegradable dan biocompatible serta memiliki gugus amina (NH2) bebas yang membuat polimer ini bersifat polikationik (Nadia et al, 2014;Nadia et al, 2018;Nadia et al, 2020). Kitosan memiliki kegunaan yang sangat luas dalam berbagai bidang yaitu bioteknologi (Cheba, 2020), pangan (Nadia, 2014), antiinflamasi (Huber et al, 2018), antikanker (Adhikari dan Yhadav, 2018), antioksidan (Rajalakshmi et al, 2013) dan antibakteri (Nadia et al, 2021).…”

“…Beberapa penelitian menunjukkan adanya aktivitas antibakteri kitosan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram-positif (Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, B. subtilis) dan Gram-negatif (Escherichia coli, Salmonella choleraesuis, S. typhimurium, Pseudomonas aeruginosa, Bacteroides fragilis dan cholerae) (Periayah et al, 2014). Nadia et al (2021) menjelaskan bahwa konsentrasi kitosan efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli adalah sebesar 0,8% dengan zona hambat sebesar 11,1±0,12 pada bakteri S. aureus. dan sebesar 12,8±0,06 pada bakteri E. coli.…”