2021
DOI: 10.21107/agriekonomika.v10i1.10133
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Adopsi Inovasi Jajar Legowo oleh Petani di Desa Balahu, Kabupaten Gorontalo

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
0
0

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(4 citation statements)
references
References 2 publications
0
0
0
Order By: Relevance
“…Those with higher education are more inclined to seek non-agricultural employment opportunities. Previous studies have consistently shown that farmers in the Gorontalo region generally possess a l ow level of formal education (Abdullah, Imran, & Sirajuddin, 2023;Sirajuddin, 2021a;Suhana, Rauf, & Sirajuddin, 2023).…”
Section: Informant Characteristicsmentioning
confidence: 99%
“…Those with higher education are more inclined to seek non-agricultural employment opportunities. Previous studies have consistently shown that farmers in the Gorontalo region generally possess a l ow level of formal education (Abdullah, Imran, & Sirajuddin, 2023;Sirajuddin, 2021a;Suhana, Rauf, & Sirajuddin, 2023).…”
Section: Informant Characteristicsmentioning
confidence: 99%
“…Diseminasi inovasi pertanian dalam berbagai tanaman pertanian telah banyak diperkenalkan ke petani. Adopsi inovasi pertanian terhadap tanaman padi sawah untuk varietas unggul, adopsi pemanfaatan jajar legowo pada tanaman padi dan jagung, maupun padi organik berbasis kemitraan (Noviyanti dkk., 2020;Nugroho dkk., 2020;Sirajuddin, 2021). Sementara itu, diseminasi berbagai inovasi komoditas bawang merah telah diimplementasikan oleh petani bawang merah, yaitu pemanfaatan pupuk SP-36 untuk budidaya bawang merah di Lereng Gunung Sumbing Temanggung, penerapan teknologi true seed of shallot (TSS) di Desa Tawangargo, Malang, dan inovasi budidaya baru bawang merah dari proses pengolahan tanah hingga pasca panen oleh petani di Kelurahan Toapaya Asri, Bintan (Makhziah dkk., 2019;Setyowati dkk., 2020;Nurmaida dkk., 2023).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Persoalan yang dihadapi dalam diseminasi inovasi teknologi pertanian berhubungan dengan ketimpangan penerapan teknologi, perbedaan hasil dan masalah sosial ekonomi dari petani (Irawan dkk., 2015). Banyak faktor yang memengaruhi rendahnya penerapan inovasi teknologi oleh petani di antaranya terbatasnya modal yang dimiliki oleh petani dalam melakukan usaha tani, jumlah petani yang semakin menurun, akses petani terhadap informasi masih sangat terbatas, dan kelembagaan usaha tani yang rendah (Gartina, 2015;Rahayu et al, 2019;Makhziah dkk., 2019;Setyowati dkk., 2020;Saptana et al, 2021;Sirajuddin, 2021;Nurmaida dkk., 2023). Sapja (2011) menambahkan bahwa peningkatan kapasitas kelembagaan adalah proses perubahan sosial terencana yang dirancang untuk memandu proses perubahan dan inovasi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Golongan adopter terdiri atas keputusan (mengadopsi), implementasi, dan konfirmasi. Golongan non-adopter melingkupi tanpa pengetahuan, pengetahuan, persuaif, dan keputusan (Sirajuddin, 2021).Hasil konversi tersebut untuk melihat sejauh mana pupuk organik telah diadopsi oleh petani responden di lokasi penelitian, sebagaimana disajikan pada Tabel 2. Tahapan keputusan inovasi pada penelitian ini dikategorisasikan menjadi dua bagian yaitu non-adopter dan adopter.…”
Section: A N P a P E N G E T A H U A N P E N G E T A H U A N P E R S ...unclassified