Abstrak: Sampah organik rumah tangga dan kotoran hewan ternak berpotensi menyebabkan ketidaknyamanan karena menimbulkan bau tak sedap dan menjadi sumber penyakit. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada warga Kampung Satwa mengenai cara pengolahan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos Takakura dan kotoran hewan ternak menjadi pupuk kandang. Selain memberikan solusi permasalahan mengenai sampah organik, kegiatan ini sekaligus untuk membangun rasa tanggung jawab dan kemandirian dalam pengelolaan sumber daya hayati yang berkesinambungan, sesuai dengan program sebagai desa tujuan wisata berbasis ekologi. Target kegiatan adalah ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) dan bapak-bapak yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) di Kampung Satwa Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung selama bulan September–November 2022. Pupuk hasil karya warga kemudian diuji di LPPT-UGM untuk dibandingkan kualitasnya dengan pupuk komersil dan standar nasional Indonesia (SNI). Hasil menunjukkan bahwa pupuk Takakura lebih baik dibandingkan pupuk kompos komersil. Sementara itu kualitas pupuk kandang buatan warga setara dengan pupuk kandang komersil. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk kompos dan pupuk kandang di Kampung Satwa berhasil dengan baik.Abstract: Organic waste from household and livestock are potential to cause discomfort in the settlement due to the stench which also serve as a source of pathogenic germs. This program was designed to provide training and assistance to Kampung Satwa locals to process household organic waste into Takakura compost and livestock organic waste into manure. In addition to provide solution for organic waste problems, this activity helps to build responsibility and independence in sustainable management of biological resources, related to the program as ecologically-based tourist destination. The target of the activity were members of the Women Farmers Group (KWT) and members of the Farmers Group (Poktan) in Kampung Satwa. This activity took place during September–November 2022. Takakura compost and manure made by residents were then tested at LPPT-UGM to compare their quality with commercial products and SNI standards. Results showed that Takakura compost outperformed commercial product. Meanwhile, Poktan’s manure is comparable to commercial product. It can be concluded that the training and mentoring activities on processing organic wastes into compost and manure in Kampung Satwa were successful.