ABSTRAKLesi oral biasa ditemukan pada penderita penyakit autoimun sebagai manifestasi penyakit atau efek samping pengobatan kortikosteroid jangka panjang. Lesi oral harus ditangani dengan baik untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, mengatasi rasa sakit dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Pengumpulan data gambaran pro l lesi oral penderita penyakit autoimun, meliputi karakteristik klinis dan lokasi lesi oral serta distribusi usia dan jenis kelamin penderita belum pernah dilakukan. Metode yang digunakan adalah non eksperimen, retrospektif dan deskripsi data sekunder penderita autoimun yang ditangani oleh bagian Ilmu Penyakit Mulut FKG Universitas Padjadjaran di SMF Gigi dan Mulut RS dr. Hasan Sadikin Bandung. Data pasien yang dipergunakan antara bulan Agustus 2010 sampai Agustus 2014 (n=66), dengan diagnosis penyakit autoimun yang paling sering adalah Sistemic Lupus Erythematous (SLE), Oral Lichen Planus (OLP) dan Pemphigus Vulgaris (PV). Semua pasien memberikan persetujuan pada saat dilakukan pemeriksaan dan pengumpulan data melalui informed consent. Hasil penelitian ini menunjukkan usia penderita bervariasi antara 9 hingga 68 tahun dan jumlah penderita wanita lebih banyak daripada pria. Penderita yang didiagnosis SLE 26 orang (39,4%), OLP 12 orang (18,2%) dan PV 28 orang (42,4%). Berdasarkan gambaran klinisnya jenis lesi oral yang banyak ditemukan adalah erosi (n = 52/ 78,8%) dan berdasarkan lokasi lesi oral banyak ditemukan pada mukosa bukal (n = 46/69,7% penderita). Kesimpulannya, pemeriksaan intra oral disarankan menjadi prosedur rutin dalam tatalaksana komprehensif penderita penyakit autoimun. Dokter gigi diharapkan dapat berperan dalam mendiagnosis lesi oral dan memberikan terapi yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit autoimun.
PENDAHULUANPenyakit autoimun adalah penyakit yang dapat mengenai mukosa oral dan kulit atau organ lain, akibat kesalahan tubuh dalam mengenali sel diri sendiri (self) menjadi antigen. Sistem kekebalan yang seharusnya berfungsi sebagai pelindung tubuh mengalami kelainan sehingga tidak dapat membedakan antara benda asing yang harus dimusnahkan dengan jaringan tubuh sendiri yang bermanfaat untuk kelangsungan hidup.