2017
DOI: 10.33474/jpm.v1i2.244
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Terbentuknya Konsepsi Matematika Pada Diri Anak Dari Perspektif Teori Reifikasi Dan Apos

Abstract: Tujuan penting pembelajaran matematika adalah membantu anak memahami konsep. Dengan memahami konsep, anak dapat mengembangkan kemampuan penalaran dan memecahkan masalah matematika secara baik. Sebaliknya, proses pembelajaran yang hanya menekankan pada latihan (drill) tanpa penanaman konsep yang memadai berakibat anak cenderung menggunakan pengetahuan prosedurnya ketika dihadapkan dengan suatu problem. Kecenderungan ini membawa dampak bila urutan prosedur pada soal diubah atau dimodifikasi, anak akan mengalami … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

1
0
0
11

Year Published

2017
2017
2022
2022

Publication Types

Select...
5
1
1

Relationship

1
6

Authors

Journals

citations
Cited by 11 publications
(12 citation statements)
references
References 2 publications
1
0
0
11
Order By: Relevance
“…Salah satu tujuan belajar adalah memperoleh pengetahuan sebagaihasildari pemaknaan satu atau beberapa konsep.Proses memahami konsep merupakan usaha untuk menemukan makna yang dimuat oleh konsep itu (Alfian, dkk., 2016;Maharani, dkk., 2017). Belajar tanpa memahami konsep itu berarti belajar hanya sebatas pada hafalan.Singkat kata, belajar tidak hanya menghafal tetapi menemukan makna dan memahami konsep.Lebih lanjut, satu contoh indikator dalam pemahaman konsep yaitu menentukan contoh dan non-contoh dari konsep (Mursalin, 2016), ini menunjukan ada batas pendefinisian yang makna konsepnya menjadi pembeda antara suatu contoh dan noncontoh (Patkin, 2015;Simon, 2016;Mandasari,2018;Green & Olsher, 2018).Dengan kata lain, setiap konsep memiliki pembeda dengan konsep yang lain, dan pembeda inilah yang menjadi atribut unik untuk masing-masing konsep.Siswa yang memahami konsep adalah siswa yang menemukan atribut unik itu dan benar dalam kaitan antara tiga komponen dari konsep.Zetterberg (Kusaeri, 2015) mengemukakan bahwa konsep memuat tiga komponen, yaitu: symbol, objek, dan konsepsi. Artinya, kebenaran siswa pada pemahaman suatu konsep dapat identifikasi melalui tiga komponen tersebut.…”
Section: A Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Salah satu tujuan belajar adalah memperoleh pengetahuan sebagaihasildari pemaknaan satu atau beberapa konsep.Proses memahami konsep merupakan usaha untuk menemukan makna yang dimuat oleh konsep itu (Alfian, dkk., 2016;Maharani, dkk., 2017). Belajar tanpa memahami konsep itu berarti belajar hanya sebatas pada hafalan.Singkat kata, belajar tidak hanya menghafal tetapi menemukan makna dan memahami konsep.Lebih lanjut, satu contoh indikator dalam pemahaman konsep yaitu menentukan contoh dan non-contoh dari konsep (Mursalin, 2016), ini menunjukan ada batas pendefinisian yang makna konsepnya menjadi pembeda antara suatu contoh dan noncontoh (Patkin, 2015;Simon, 2016;Mandasari,2018;Green & Olsher, 2018).Dengan kata lain, setiap konsep memiliki pembeda dengan konsep yang lain, dan pembeda inilah yang menjadi atribut unik untuk masing-masing konsep.Siswa yang memahami konsep adalah siswa yang menemukan atribut unik itu dan benar dalam kaitan antara tiga komponen dari konsep.Zetterberg (Kusaeri, 2015) mengemukakan bahwa konsep memuat tiga komponen, yaitu: symbol, objek, dan konsepsi. Artinya, kebenaran siswa pada pemahaman suatu konsep dapat identifikasi melalui tiga komponen tersebut.…”
Section: A Pendahuluanunclassified
“…Jadi, selain menunjukan perbedaan fungsi kognitif, identitas konsep dalam konsepsisiswa juga menunjukan luasnya jaringan pengetahuannya, sekaligusmenjelaskan tentang pemahaman siswa pada konsep itu disertai dengan kemampuan berpikirnya (Kusaeri, 2015;Maharani, dkk.,2017). Lebih lanjut, konsepsi yang memuat identitas konsep dapat dijadikan sebagai petunjuk yang selama ini diperkirakan sebagai titik awal timbulnya miskonsepsi yang berlanjut hingga kepada hambatan belajar dalam proses belajar matematika siswa (Maharani, dkk., 2017;Mursalin, 2016;Ningrum& Budiarto, 2016;Herbst, dkk., 2017;Simon, 2016).Oleh karena itu, studi ini ditujukan untuk menganalisis identitas bayangan konsep limas berdasarkan konsepsi matematis siswa.…”
Section: A Pendahuluanunclassified
“…Lebih lanjut, siswa yang paham dengan konsep, maka pengetahuan matematikanya akan mendapat kekuatan karena konsep selalu terlibat dalam setiap materi matematika (Kiswanto, dkk., 2015). Di samping itu, matematika merupakan ilmu yang bersifat universal, dan dalam definisi atau istilah matematika ada konsepnya, sehingga definisi atau istilah matematika dalam persepsi setiap individu harus memiliki konteks dan makna yang sama walaupun dibahasakan dengan cara yang berbeda (Maharani, dkk., 2017;Kiswanto, dkk., 2015;Kusaeri, 2017). Jadi, persepsi tentang materi matematika yang didasari konsep merupakan salah satu syarat supaya membentuk pengetahuan matematika yang dimiliki siswa menjadi kuat, serta kualitas belajar dan kemampuan intelektualnya meningkat (Kiswanto, dkk., 2015;Khoiri, 2014).…”
unclassified
“…Persepsi yang melibatkan konsep-konsep sebagai alasan dasar interpretasinya merupakan suatu konsepsi. Simon (2016) (Kiswanto, dkk., 2015;Firmansyah, 2017 (Maharani, dkk., 2017;Kusaeri, 2017).…”
unclassified
“…Berkaitan dengan memori dan proses yang terjadi dalam otak siswa, Gurbin juga mengemukakan bahwa teori pemrosesan informasi merupakan cara yang relatif mudah untuk memahami fungsi kompleks pada otak manusia yang diperlukan untuk berpikir dan bertindak . Teori pemrosesan informasi tidak hanya berfokus pada perubahan perilaku yang nampak, melainkan juga pada pemrosesan informasi secara internal (di dalam diri), seperti seseorang memasukkan informasi dan menggunakan berbagai informasi tersebut (Kusaeri, 2017). Dengan demikian, teori pemrosesan informasi sangat berkaitan dengan proses berpikir siswa dalam menyelesaikan suatu masalah.…”
unclassified