2010
DOI: 10.14421/ajbs.2010.09104
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Sesenggak Dalam Bahasa Sasak: Citraan Metaforis Dan Signifikansinya

Abstract: The aims of this research are to describe the metaphorical image in sêsênggak (Sasak proverbs) which is based on the types of reference as the target domain (tenor) and source domain (vehicle); and to uncover the meaning or significance. The data are collected through participant observation method and in-depth interview with key informants. The results show, on one hand, that the sociocultural background of the Sasak community gives the most dominant contribution in sêsênggak’s lexicon (language). On the othe… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
0
0
8

Year Published

2014
2014
2023
2023

Publication Types

Select...
4
1

Relationship

2
3

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(8 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
8
Order By: Relevance
“…Masyarakat Sasak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, mempraktikkan apa yang disebut dengan tradisi mamacan atau bekayat. Perlu diteliti lebih jauh mana yang lebih populer digunakan oleh masyarakat Sasak Lombok, tetaapi beberapa penelitian menyebutnya mamacan (Zakiyah & Farida, 2022) dan bekayat (Saharudin, 2012;Suyasa, 2012). Istilah bekayat lebih banyak digunakan di Lombok Barat dan istilah nyaer lebih banyak digunakan di Lombok Tengah, sementara istilah memace atau mamacan sudah jarang digunakan (Saharudin, 2012), namun istilah ini rupanya masih digunakan oleh masyarakat adat Sasak di Desa Bayan di Lombok Utara (Zakiyah & Farida, 2022).…”
Section: Tradisi Mamacan Dan Bekayat DI Lombokunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Masyarakat Sasak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, mempraktikkan apa yang disebut dengan tradisi mamacan atau bekayat. Perlu diteliti lebih jauh mana yang lebih populer digunakan oleh masyarakat Sasak Lombok, tetaapi beberapa penelitian menyebutnya mamacan (Zakiyah & Farida, 2022) dan bekayat (Saharudin, 2012;Suyasa, 2012). Istilah bekayat lebih banyak digunakan di Lombok Barat dan istilah nyaer lebih banyak digunakan di Lombok Tengah, sementara istilah memace atau mamacan sudah jarang digunakan (Saharudin, 2012), namun istilah ini rupanya masih digunakan oleh masyarakat adat Sasak di Desa Bayan di Lombok Utara (Zakiyah & Farida, 2022).…”
Section: Tradisi Mamacan Dan Bekayat DI Lombokunclassified
“…Perlu diteliti lebih jauh mana yang lebih populer digunakan oleh masyarakat Sasak Lombok, tetaapi beberapa penelitian menyebutnya mamacan (Zakiyah & Farida, 2022) dan bekayat (Saharudin, 2012;Suyasa, 2012). Istilah bekayat lebih banyak digunakan di Lombok Barat dan istilah nyaer lebih banyak digunakan di Lombok Tengah, sementara istilah memace atau mamacan sudah jarang digunakan (Saharudin, 2012), namun istilah ini rupanya masih digunakan oleh masyarakat adat Sasak di Desa Bayan di Lombok Utara (Zakiyah & Farida, 2022). Semua istilah ini mengacu pada arti yang sama, yakni sebuah tradisi membaca kitab kuno berupa manuskrip, baik lontar maupun kertas dan penjelasan atas teks yang dibaca.…”
Section: Tradisi Mamacan Dan Bekayat DI Lombokunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Peribahasa tersebut dipakai untuk memproyeksikan perilaku harmoni antara unsur-unsur yang sangat mungkin berseberangan dan menimbulkan gejolak bahkan konflik (cf. Saharudin, 2010). Dalam konteks itulah penggunaan ilmu dan hikmah diperlukan.…”
Section: Unsur-unsur Pembentuk Struktur Dan Bunyi Bahasa Puitika Teks...unclassified
“…Misalnya, pada masyarakat Sasak tradisional zaman dahulu keténdéhan semata-mata ditekankan pada pentingnya pelaksanaan dan penguasaan adat-istiadat dan bahasanya. Sekarang ini keténdéhan seseorang diukur pula dengan kesalehan dan keterdidikannya (Mahyuni, 2007;Saharudin, 2010…”
Section: Komponen Makna Jenis Upahunclassified