Relasi Agen Dan Struktur: Ruang Negosiasi Dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan Di Kabupaten Lebong

Abstract

Penelitian ini mengacu pada studi yang berkaitan dengan relasi antara agen dan struktur dalam pengelolaan hutan berbasis masyarakat dengan memasukkan kerangka teori giddens tentang strukturasi. Kajian yang dilakukan bertujuan untuk memperjelas relasi antara negara dan elite lokal dalam membuka ruang negosiasi terkait dengan pengelolaan hutan yang ada. Penelitian ini dilakukan di Desa Ladang Palembang, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan metode dokumentasi. Informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah elite informal dan formal setempat, para pengambil keputusan tentang pengelolaan hutan, dan organisasi yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat lokal. Temuan mengungkapkan bahwa hubungan antara elite lokal dan pemerintah (negara) telah mampu membuka ruang negosiasi yang berkaitan dengan pengelolaan hutan. Hubungan antara agen telah menghasilkan dan mereproduksi struktur sosial yang berkaitan dengan pengelolaan hutan. Struktur tersebut terdiri dari berbagai kelembagaan seperti nilai-nilai bersama, norma dan sanksi, nilai-nilai sosial dan etika, peraturan formal, adat istiadat, dan lain-lain. Struktur ini ditujukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan kepentingan agen.

The Relationship between Agents and Structures in Changing the Authority of Halal Certificates in Indonesia

“…First, agents are people involved in the continuous flow of action in the events that occur. Meanwhile, actors are rules and resources that are produced and reduced in the synchronization of social practices (Suminar, 2020). In this case, the concept of structuration involves the concept of structural duality, which relates to the fundamentally repetitive nature of social life and expresses the dependence of reciprocal relationships between structures and actors (agents).…”

“…According to Giddens' conception, the same structural properties are active in the subject (actor) as they are in the object (society) (Giddens, 2009). Structuration theory is also closely related to the duality that views the relationship between actors (actions) and continuous structures (Suminar, 2020). This duality has a view as a norm of action in various spaces and times which is simultaneously the result and means of continuous action (Herry-Priyono, 2003).…”

“…This research on the relationship between agents and structures using Giddens' theoretical framework has been conducted several times, including by Kodir (2014), Octaviani (2014), Nuruzzaman (2017), Azizah (2019), Simamora et al (2019), Yu (2019), Suminar (2020), Puspitasari and Ruwaida (2021), Kuba and Humeira (2021). In addition, research on changes in halal authority in Indonesia such as those conducted by Sayekti (2014), Suparto et al (2016, Suriyani (2019), Akim et al (2019), Wirdyaningsih et al (2020).…”

Guru Dan Proses Pendidikan Dalam Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19

“…Praktik pembelajaran daring di jenjang SMA dilihat sebagai praktik dimana terdapat hubungan saling mempengaruhi antara sekolah, guru sebagai tenaga pendidik dan siswa sehingga terciptanya sebuah ruang negosiasi. Ruang negosiasi ini yang terwujud dalam sebuah kesepakatan bagaimana praktik pembelajaran daring dilakukan (Suminar, 2020). Sekolah sebagai agen yang memiliki kewenangan cukup besar dalam implementasi kebijakan yang sudah dikeluarkan terkait dengan pembelajaran daring, merupakan simbol atau wacana kekuasaan atas terlaksananya pembelajaran (dimensi signifikansi).…”