2012
DOI: 10.31258/jnat.12.2.109-116
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Potensi Insektisida Melur (Brucea javanica L. Merr) dalam Mengendalikan Hama Kubis Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera: Crambidae) dan Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Yponomeutidae)

Abstract: This study was conducted to evaluate the potency of Brucea javanica (melur) for controlling two species of crucifer pests, i.e. Crocidolomia pavonana and Plutella xylostella. Melur fruits, twigs, and leaves were extracted directly with methanol or sequentially with hexane, ethyl acetate, and methanol. The most active extract was then fractionated by preparative layer chromatography using hexane, mixtures of ethyl acetate and methanol, and methanol as eluents. The most active fraction was formulated as EC (emul… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2012
2012
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(2 citation statements)
references
References 8 publications
(9 reference statements)
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Menurut Zeng et al (2006) pemberian ekstrak buah Brucea secara signifikan menghambat aktivitas makan serta pertumbuhan dan perkembangan ulat Pieris rapae. Sejumlah penelitian lainnya menunjukkan bahwa ekstrak buah tersebut dapat menghambat peneluruan wereng coklat hingga 70% (Qin et al, 2007), serta memiliki toksisitas yang tinggi terhadap Myzus persicae (Shang et al, 2008), juga terhadap Crocidolomia pavonana (Syahputra, 2008) dan Plutella xylostella (Lina et al, 2010) serta Spodoptera exigua (Feng et al, 2012).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Menurut Zeng et al (2006) pemberian ekstrak buah Brucea secara signifikan menghambat aktivitas makan serta pertumbuhan dan perkembangan ulat Pieris rapae. Sejumlah penelitian lainnya menunjukkan bahwa ekstrak buah tersebut dapat menghambat peneluruan wereng coklat hingga 70% (Qin et al, 2007), serta memiliki toksisitas yang tinggi terhadap Myzus persicae (Shang et al, 2008), juga terhadap Crocidolomia pavonana (Syahputra, 2008) dan Plutella xylostella (Lina et al, 2010) serta Spodoptera exigua (Feng et al, 2012).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Adapun pada pengujian pakan daun dengan pilihan, penghambatan makan serangga uji, berdasarkan luas daun yang dimakan, dihitung dengan rumus berikut (Prijono, 2005 jsa = jam setelah aplikasi, hsa = hari setelah aplikasi, 1) = data ditransformasi dengan ) 5 , 0 (  x , tn = tidak berbeda nyata, * = berbeda nyata pada taraf 5%, ** = berbeda nyata pada taraf 1%, nilai-nilai dalam kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda menurut uji BNT (p> 0,05) Shang et al (2008) juga menunjukkan bahwa ekstrak metanol biji Brucea terlihat memiliki daya racun secara kontak terhadap kutudaun Myzus persicae yang menimbulkan kematian 98,8% serangga tersebut pada hari ke-2 setelah diaplikasikan, sedangkan ekstrak daunnya menunjukkan indikasi sebagai racun perut yang dalam waktu 2 hari menimbulkan mortalitas 87,8% kutudaun tersebut. Lina et al (2010) yang menguji tiga bentuk sediaan Brucea terhadap larva C. pavonana : ekstrak kasar, serta ekstrak metanol dalam formulasi EC, dan formulasi WP mendapatkan nilai LC50 berturutturut sebesar 0,25%, 0,39%, dan 0,21%, sedangkan formulasi EC terhadap P. xylostella nilai LC50 sebesar 0,31%. Tingginya tingkat mortalitas serangga uji akibat perlakuan ekstrak Brucea pada konsentrasi 50 g/l (jika diekstraks dengan air) maupun pada konsentrasi tidak lebih dari 0,5% (jika diekstrak dengan pelarut organik) mengindikasikan layaknya pengkajian lebih lanjut bahan tumbuhan yang diduga berpotensi dalam pengendalian hama (Prijono, 2005).…”
Section: Pengujian Ekstrak Buah Brucea Terhadap Mortalitas Dan Pertumunclassified