Perbandingan Aktivitas Antioksidan dan Antosianin Daging buah Naga Hylocereus costaricensis dan Sirup Buah Naga Hylocereus costaricensis

Abstract

Salah satu upaya untuk mempertahankan mutu dan memperpanjang masa simpan dari buah naga adalah dengan mengolahnya menjadi sirup. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan aktivitas antioksidan dan antosianin pada daging buah dn sirup buah naga Hylocereus costaricensis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuantitatif di laboratorium. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Metode pengukuran aktivitas antioksidan menggunakan metode perendaman DPPH (1,1-Diphenyl-2-picryl Hidrazil) diukur serapan pada panjang gelombang 517 nm. Metode pengukuran antosianin dilakukan dengan menggunakan Analisis kandungan antosianin dilakukan dengan metode pH Differential Method (Giusti et a.l, 2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata aktifitas antioksidan pada daging buah naga Hylocereus costaricensis yang adalah 67,81% sedangkan pada sirup buah naga adalah 42,81%. Adapun kadar antosianin pada daging buah naga Hylocereus costaricensis yang di adalah 88,70 mg/100mL dan pada sirup buah naga adalah 43,15 mg/100mL. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas antioksidan dan antosianin daging buah naga Hylocereus costaricensis menurun setelah diolah menjadi sirup.

Development of breakfast food from black rice and porang supplemented with jackbean and red dragon fruit

“…The protein content of the jack bean flour used is 32,178%, this protein content had a higher value than the protein content of the jack bean in Susanti et al is 28,6% [14]. The anthocyanin content of the red dragon fruit concentrate used has a level value of 2,933%, this is much lower than the anthocyanin content of the red dragon fruit syrup which is 43,15% [24]. This may be due to the different levels of ripeness of the fruit used or the nutrients that the fruit gets during its growth period.…”

Pendidikan Kesehatan tentang Pangan Fungsional Olahan Buah Naga Merah kepada Ibu-Ibu PKK di Desa Tegalyoso Klaten Selatan

“…Buah naga merah mengandung vitamin C, vitamin B3 (niasin), serat dan betasianin yang lebih tinggi dibandingkan buah naga putih (Prakoso et al, 2017). Pemanfaatan daging maupun kulit buah naga merah sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, diantaranya sebagai pewarna dan pengawet alami pada mie basah (Enjelina et al, 2019), bahan tambahan pada pembuatan permen jelly (Fajriani, 2013) dan es krim (Waladi & Vonny, 2015), fortifikasi sari daging buah naga merah pada yoghurt (Maleta & Kusnadi, 2018). Sebagaimana diketahui buah naga merah tidak dapat disimpan terlalu lama karena kadar airnya yang tinggi yaitu sekitar 82,5 -83 g per 100 gram daging buah (Gunasena et al, 2007).…”