Pengelolaan Sampah Berbasis Masayarakat: Layakkah Secara Finansial? (Studi Kasus: Bank Sampah Rangga Mekar)

Abstract

Waste bank is one of community waste management scheme that is widely applied in Bogor City. The existence of waste banks can reduce waste disposed to landfill and provide economic incentives for people who save and sort their waste. In its implementation, most of waste bank in Bogor City cannot be sustainable. This condition is presumed because the management of waste bank still depends on subsidies and it's managed voluntarily by the community so that is unable to cover operational costs when there are no subsidies and people who want to participate voluntarily. Therefore, this study aims to analyze the feasibility of waste banks if managed independently without subsidies and their workforce is not voluntary. Rangga Mekar Waste Bank was made a case study because it is one of the pilot waste banks in Bogor City. The analytical method used is income analysis, R / C ratio analysis, Break Event Point (BEP) analysis. The results of the feasibility analysis show that in order to be sustainable, the waste bank must manage a minimum of 38.167,03 kg/year of inorganic waste and minimum number of customers as many as 247 households.

Digitalisasi Manajemen Bank Sampah Terpadu di Banjar Tegeh Sari, Kelurahan Tonja

“…Membuat bank sampah juga akan membantu pemerintah daerah memberikan alat kepada masyarakat untuk menangani sampah digital dan mengurangi jumlah sampah di tempat pembuangan sampah. Dengan program bank sampah, inovasi dalam pengolahan sampah bergerak ke lapisan masyarakat menengah ke bawah untuk membantu taraf ekonomi masyarakat (Elza et al, 2020).…”

Digitalisasi Bank Sampah Dengan Penerapan Sistem Aplikasi Resik di Desa Karangsono Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan

“…Sampah diklasifikasikan menjadi sampah basah, sampah kering, sampah abu dan arang yang berasal dari sisa pembakaran, sampah yang berasal dari bangkai hewan, sampah atau kotoran yang berserakan di sepanjang jalan, dan sampah berasal dari kegiatan industri (Suryani, 2014;Arifin et al, 2020;Elza, Ekayani and Ismail, 2020;Santoso et al, 2021). Berdasarkan sifatnya, sampah kota dapat dibagi menjadi dua yaitu Sampah organic dan sampah anorganik.…”

“…Sampah anorganik adalah sampah yang sulit terdegradasi sehingga sulit terurai. Contohnya : plastik, kaca, logam, kaleng dan lain-lain (Suryani, 2014;Sulistyani and Wulandari, 2017;Elza, Ekayani and Ismail, 2020;Santoso et al, 2021;Yunita, Adrianshyah and Amalia, 2021).…”

“…Sementara itu pengembangan bank sampah juga akan membantu pemerintah lokal dalam pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sampah berbasis digital yang dapat mengurangi sampah yang di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Inovasi pengolahan sampah dengan program bank sampah menjadi inovasi di tingkat masyarakat menengah kebawah yang untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin perkotaan (Elza, Ekayani and Ismail, 2020;Suleman et al, 2021) Bank sampah didirikan sebagai inisiatif masyarakat dalam upaya partisipasi menangani permasalahan yang selama ini ada. Dengan strategi pengolahan sampah 3R dengan tujuan agar masyarakat mampu mengubah imajinasi sebian banyak orang terhadap sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi.…”

The Effect of Household Waste Reduction on the Lifespan of Parit Enam Landfill in Pangkalpinang City: Using Dynamic System Modeling

“…Waste reduction activities are carried out through the Waste Bank activities and 3R landfills. An alternative solution to the waste problem by processing waste from the source of waste can reduce the burden on local governments in terms of transportation activities and waste disposal facilities (Elza et al, 2020).…”