Pengaruh Teknik Budidaya terhadap Serangan Penyakit Pada Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Di Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir

Abstract

Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) sangat digemari di Indonesia karena rasanya yang pedas dan mengandung banyak vitamin. Namun, produksi tanaman cabai rawit dapat menurun disebabkan oleh teknik budidaya yang kurang maksimal sehingga tanaman rentan terhadap serangan hama maupun penyakit tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan tingkat serangan penyakit pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) berdasarkan perbedaan cara budidayanya pada dua lahan petani yang berbeda sehingga didapatkan cara budidaya terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di lahan cabai rawit milik petani di Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Metode pengamatan yang digunakana dalam penelitian ini yakni metode survei yang dilakukan secara purporsive sampling. Hasil pengamatan di lahan cabai rawit ditemukan tiga penyakit tanaman yaitu penyakit virus kuning, virus keriting, dan bercak daun. Perbandinagn penyakit virus kuning di lahan milik bapak firman dan bapak narno tidak berbeda nyata. Sedangkan, perbandingan penyakit virus keriting dan bercak daun di lahan milik bapak firman dan bapak narno berbeda nyata.
 
 Kata Kunci : Cabai Rawit, Teknik Budidaya, Penyakit Tanaman.

Effect of Extract Euphorbia hirta Linn. Against Leaf and Fruit Pests on Plants Cucumber (Cucumis sativus Linn.)

“…E. hirta leaf extract caused rats to produce more urine and more electrolytes (Abuarra et al, 2010).. E. hirta exhibits galactogenic, anti-anaphylactic, antimicrobial, antioxidant, anticancer, antifeedant, antiplatelet aggregation and anti-inflammatory, aflatoxin inhibition, antifertility, anthelmintic, antiplasmodial, antiamoebic, antimalarial, larvicidal, and repellent and antifeedant activities against Plutella xylostella (Kiran et al, 2015). Diwan and Saxena (2010) [2] reported that 3% of E. hirta leaf extracts shown 100 per cent mortality of Callsobruchus chinensis…”

Identifikasi morfologi penyakit tanaman cabai (Capsicum sp.) yang disebabkan oleh patogen dan serangan hama lingkup kampus UIN Alauddin Makassar

“…Tanaman ini dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi, mulai dari ketinggian 0-1300 meter dari permukaan laut, pada lahan sawah maupun lahan tegalan [1]. Cabai memiliki banyak manfaat salah satunya berpotensi sebagai antioksidan karena mengandung beberapa senyawa bioaktif seperti capsaicinoid, fenol, flavonoid dan kandungan vitamin C yang tinggi [2]. Selain itu, cabai juga mengandung karbohidrat, lemak, protein, kalsium dan juga lasparaginase yang dapat berperan sebagai antikanker dalam tubuh [3].…”

“…Sedangkan penyakit penting yang umumnya menyerang tanaman cabai dari patogen mikroorganisme adalah layu fusarium (Fusarium oxysporum), penyakit layu bakteri ralstonia (Ralstonia solanacearum), penyakit busuk buah antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), penyakit virus kuning (Gemini virus), dan penyakit bercak daun (Cercospora sp.) [2].…”