2017
DOI: 10.31964/jkl.v14i1.57
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Tawas dan Waktu Pengadukan Terhadap Kadar Fosfat pada Limbah Cair Laundry di Martapura Kabupaten Banjar

Abstract: Effect of Stirring Time Alum And Phosphate Levels In Liquid Waste Martapura Laundry In Central District. One of the wastes produced is phosphate. Disposal of waste which contains phosphates in the water can cause eutrophication processes in the aquatic environment. Therefore it needs proper methods for treating waste that contains a lot of laundry phosphate compounds that safely discharged into the environment. This study aims to determine the effect of the use of alum and alum stirring time on levels of phosp… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
4

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(4 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
4
Order By: Relevance
“…Flokulan yang umumnya digunakan adalah flokulan kimia, antara lain aluminium sulfat (tawas), polialuminium klorida (PAC), dan polimer kation [3]. Namun flokulan kimia dianggap kurang ramah lingkungan oleh karena masih mengandung senyawa aluminium sulfat yang cukup tinggi, yaitu lebih dari 0,2mg/L [4]. Hal ini perlu diatasi dengan penggunaan flokulan dari bahan alami, salah satunya adalah biji asam jawa yang selama ini jarang dimanfaatkan dan perlu dikembangkan untuk pengolahan limbah yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Flokulan yang umumnya digunakan adalah flokulan kimia, antara lain aluminium sulfat (tawas), polialuminium klorida (PAC), dan polimer kation [3]. Namun flokulan kimia dianggap kurang ramah lingkungan oleh karena masih mengandung senyawa aluminium sulfat yang cukup tinggi, yaitu lebih dari 0,2mg/L [4]. Hal ini perlu diatasi dengan penggunaan flokulan dari bahan alami, salah satunya adalah biji asam jawa yang selama ini jarang dimanfaatkan dan perlu dikembangkan untuk pengolahan limbah yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa koagulan kitosan-kapur pada kondisi terbaik dalam penelitian ini yaitu perlakuan kitosan 200 mg/L dan kapur sebanyak 3,5 g pada limbah laundry, efektif dalam menurunkan kadar pencemar MBAS dan fosfat hingga memenuhi bawah baku mutu, dengan efisiensi penurunan kadar yang dihasilkan adalah 9,15% dan 92,44%. Koagulan kitosan kapur efektif dalam menurunkan kadar pencemaran MBAS dan posfat melalui kontak optimum antara kitosan kapur dengan MBAS dan posfat [8][9][10][11]. Namun demikian, perlakuan kitosan 200 mg/L dan kapur sebanyak 3,5 g kurang efektif dalam menurunkan kadar COD.…”
Section: Efektivitas Penurunan Kadar Pencemar Oleh Koagulan Kitosan-k...unclassified
“…Negara maju menghasilkan 0.5 kg limbah berbahaya per tempat tidur rumah sakit perhari. 2 Hasil assesment oleh Departemen Kesehatan RI, diketahui bahwa 49% dari 1.176 rumah sakit (526 rumah sakit pemerintah dan 652 rumah sakit swasta) dari 33 provinsi tercatat baru 36% memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Limbah) dengan kondisi sebagian diantaranya tidak berfungsi. 3 Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikrooganisme tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada.…”
Section: Pendahuluanunclassified