2022
DOI: 10.35970/jppl.v4i1.1200
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Kecepatan Udara Primer Dan Sekunder Terhadap Kenerja Kompor Biomassa Berbahan Bakar Cangkang Kemiri

Abstract: Household energy need in Indonesia, especially for cooking, are still dominated by LPG fossil fuels with 70% of LPG needs being imported. On the other hand, the availability of biomass waste, especially candlenut shells, is abundant. One way to optimize the use of candlenut shells is to use candlenut shells as fuel for biomass stoves by optimizing the efficiency of biomass stoves. In this study, a biomass stove with primary and secondary airflow was used with a combustion chamber diameter of 200 mm and a heigh… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2024
2024
2024
2024

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Notasi η merupakan efisiensi termal, Me merupakan massa air terevorasi (kg), MW merupakan massa awal air (kg), Mf merupakan massa bahan bakar (kg), Cp merupakan kalor jenis air (kJ/kg o C), L merupakan kalor laten penguapan (kJ/kg), T2 merupakan suhu titik didih air ( o C), T1 merupakan suhu awal air ( o C), dan LHV adalah low heating value (kJ/kg). 𝜼 = 𝑴 𝑾 𝒙 𝑪𝒑 (𝒂𝒊𝒓)𝒙 (𝑻𝟐 𝑻𝟏) 𝑴𝒆 𝒙 𝑳 𝑴𝒇 𝒙 𝑳𝑯𝑽 𝒙 𝟏𝟎𝟎%(5)Konsumsi spesifik bahan bakar (Spesific Fuel Consumption/SFC) merupakan indikator keefektifan dari sistem pembakaran yang dapat dihitung dengan banyaknya bahan bakar yang dibakar dengan durasi waktu pembakaran[10,11]. Berikut Persamaan 6 untuk menghitung SFC, sedangkan Persamaan 7 untuk menghitung laju pembakaran, di mana m1 adalah massa awal briket, m2 adalah massa briket setelah pembakaran, dan t adalah lama waktu pembakaran (menit).…”
unclassified
“…Notasi η merupakan efisiensi termal, Me merupakan massa air terevorasi (kg), MW merupakan massa awal air (kg), Mf merupakan massa bahan bakar (kg), Cp merupakan kalor jenis air (kJ/kg o C), L merupakan kalor laten penguapan (kJ/kg), T2 merupakan suhu titik didih air ( o C), T1 merupakan suhu awal air ( o C), dan LHV adalah low heating value (kJ/kg). 𝜼 = 𝑴 𝑾 𝒙 𝑪𝒑 (𝒂𝒊𝒓)𝒙 (𝑻𝟐 𝑻𝟏) 𝑴𝒆 𝒙 𝑳 𝑴𝒇 𝒙 𝑳𝑯𝑽 𝒙 𝟏𝟎𝟎%(5)Konsumsi spesifik bahan bakar (Spesific Fuel Consumption/SFC) merupakan indikator keefektifan dari sistem pembakaran yang dapat dihitung dengan banyaknya bahan bakar yang dibakar dengan durasi waktu pembakaran[10,11]. Berikut Persamaan 6 untuk menghitung SFC, sedangkan Persamaan 7 untuk menghitung laju pembakaran, di mana m1 adalah massa awal briket, m2 adalah massa briket setelah pembakaran, dan t adalah lama waktu pembakaran (menit).…”
unclassified