Modelling Simbolik Untuk Meningkatkan Sikap Empati Siswa

Abstract

Rendahnya empati siswa melatarbelakangi penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan empati siswa melalui bimbingan kelompok dengan teknik modeling simbolik. Melalui metode Kuantitatif desain pre experimental one group pretes posttest dengan populasi menggunakan siswa kelas VII SMP Negeri 7 Baubau dengan teknik sampling purposive dengan jumlah sampel penelitian 11 siswa. Teknik pengumpulan data melalui skala sikap empati kemudian hasil uji instrument tersebut dianalisis dengan menggunakan uji wilcoxon. Berdasarkan uji penelitian, ada peningkatan sikap empati siswa setelah diberikan treatmen melalui teknik modeling. Hasil Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor sikap empati siswa sebelum dan setelah pemberian treatment/perlakuan dengan nilai 542 atau sebesar 82,37%. Hasil tersebut juga didukung dengan hasil analisis statistik uji wilcoxon yang masing-masing pretest posttest dengan nilai hitung sebesar 0.003, sehingga ditarik kesimpulan, teknik modeling simbolik efektif untuk meningkatkan sikap empati pada siswa.

Konstruksi Program Bimbingan Pribadi-Sosial Dalam Meningkatkan Empati Siswa

“…Aspek kognitif diukur berdasarkan kemampuan memahami perasaan orang lain, membedakan dan mengenali kondisi emosional yang berbeda, sedangkan aspek afektif diukur dari sejauh mana seseorang mampu merasakan perasaan orang lain, dan memiliki pengalaman emosional (Auliyah & Flurentin, 2016;Cahyani, 2019;Dahlia & Rahmi, 2020;Ulfa et al, 2022). Diantara keempat publikasi tersebut, Cahyani (2019) yang paling rinci dalam menguraikan indikator pada setiap aspek empati, sehingga memudahkan dalam menyusun instrument atau skala pengukuran empati.…”

“…Konseling individu dilakukan dengan teknik bibliokonseling (Ariska et al, 2019;Asri & Anggriana, 2016), dan solution focused (Setyawati et al, 2019). Sedangkan dalam seting kelompok dapat dilakukan dengan teknik sosio drama (Indriasari, 2016;Khoiri et al, 2022;Putra et al, 2018), modeling simbolik (Ulfa et al, 2022), cinema therapy (Bahri et al, 2022), dan dan motivasional interviewing (Dahlia & Rahmi, 2020).…”