2017
DOI: 10.24156/jikk.2017.10.1.36
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kenakalan Pada Remaja Andikpas (Anak Didik Lapas): Pengaruh Komunikasi Orang Tua atau Self-Esteem?

Abstract: AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan komunikasi orang tua-remaja, self-esteem, dan kenakalan remaja yang menjadi andikpas (anak didik lapas) di LPKA. Penelitian dilakukan di LPKA yang berlokasi di Bandung dan melibatkan 63 orang remaja laki-laki andikpas dengan usia 15-18 tahun yang dipilih dengan menggunakan simple random sampling. Kenakalan remaja diukur menggunakan kuesioner Adoption Self Report Delinquency Scale (ASRDS) yang diadaptasi dari Carroll et al. (1996). Instrumen self-estee… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2019
2019
2022
2022

Publication Types

Select...
5

Relationship

1
4

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(3 citation statements)
references
References 10 publications
(14 reference statements)
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Hasil penelitian Pratiwi & Hastuti (2017) Keterampilan berkomunikasi tersebut sangat diperlukan bagi remaja binaan untuk bekal pengalaman dan keterampilan mereka ketika menyelesaikan masa tahanan mereka kelak. Sebagai pribadi yang tentunya akan berinteraksi kembali dengan banyak orang tentunya diperlukan kepercayaan diri dan motivasi yang tinggi untuk menjalani kehidupan secara normal, dimana salah satunya memerlukan keterampilan dalam berbicara di depan umum baik untuk khalayak terbatas maupun khalayak luas.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hasil penelitian Pratiwi & Hastuti (2017) Keterampilan berkomunikasi tersebut sangat diperlukan bagi remaja binaan untuk bekal pengalaman dan keterampilan mereka ketika menyelesaikan masa tahanan mereka kelak. Sebagai pribadi yang tentunya akan berinteraksi kembali dengan banyak orang tentunya diperlukan kepercayaan diri dan motivasi yang tinggi untuk menjalani kehidupan secara normal, dimana salah satunya memerlukan keterampilan dalam berbicara di depan umum baik untuk khalayak terbatas maupun khalayak luas.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kenakalan remaja merupakan perilaku yang melanggar norma yang dilakukan oleh seseorang yang belum beranjak dewasa, yang berusia dibawah 18 tahun. Kenakalan yang dilakukan berjenjang dari hal yang serius seperti pembunuhan sampai hal kecil seperti membolos atau mencuri (Pratiwi & Hastuti, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Several previous studies have measured adolescent characters through several approaches (Pasaribu, Hastuti, & Alfiasari, 2013;Karina, Hastuti, & Alfiasari, 2013;Rahmawati, Hastuti, & Herawati, 2014;Hastuti, Sarwoprasodjo, & Alfiasari, 2016;Situmorang, Hastuti, & Herawati, 2016). Meanwhile, adolescent negative behavior can refer to some juvenile delinquency behaviors that have been studied before, including delinquent behavior in students in prison (Ismayanti & Hastuti, 2017;Fitriani & Hastuti, 2016, bullying behavior (Karina, et.al., 2013Pratama, Krisnatuti, & Hastuti, 2014;Hastuti et al, 2016), cyberbullying behavior (Malihah & Alfiasari, 2018), pornography addiction (Hardani, Hastuti, & Yuliati, 2017), and several other behaviors such as smoking addiction, consuming liquor and drugs, free sex, online game addiction, and brawl (Hastuti et al, 2016).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%