2018
DOI: 10.29244/jppt.v1i1.20154
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kajian Potensi Lamun dan Pola Interaksi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Lamun (Studi Kasus Kampung Kornasoren dan Yenburwo, Numfor, Papua)

Abstract: Ekosistem lamun memberikan jasa lingkungan bagi masyarakat yang didefinisikan sebagai semua manfaat yang berguna bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Penelitian ini dilakukan di pesisir Numfor Papua, kampung kornasoren dan Yenburwo selama bulan Juni–Juli 2016. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji potensi dan jasa ekosistem lamun bagi kesejahteraan masyarakat. Sebanyak delapan jenis lamun ditemukan E. acoroides, T. hemprichii, C. serrulata, C. rotundata, H. ovalis, H. pinifolia, H. uninervis, dan S. iso… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
1
0
1

Year Published

2021
2021
2022
2022

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 3 publications
0
1
0
1
Order By: Relevance
“…Nelayan lokal Pulau Numfor menyadari dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas penangkapan ikan yang berlangsung secara intens di ekosistem padang lamun, yaitu semakin sulit mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal, selain itu ukuran ikan pun semakin kecil, sehingga pada saat ikan hasil tangkapan tersebut dijual ke pasar, pembeli kurang meminatinya, mengingat ikan siganus berukuran kecil seringkali menimbulkan rasa gatal pada lidah konsumennya sehingga jarang dibeli. Permasalahan lainnya yang sangat dirasakan oleh nelayan lokal adalah lokasi menangkap ikan semakin jauh, kebutuhan energi lebih besar, dan waktu lebih lama untuk dapat memperoleh hasil tangkapan yang mampu memberikan pendapatan ekonomi cukup bagi keluarga (Tebaiy et al, 2018;Wati, 2014;Atmaja, 2011;Tebaiy et al, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Nelayan lokal Pulau Numfor menyadari dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas penangkapan ikan yang berlangsung secara intens di ekosistem padang lamun, yaitu semakin sulit mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal, selain itu ukuran ikan pun semakin kecil, sehingga pada saat ikan hasil tangkapan tersebut dijual ke pasar, pembeli kurang meminatinya, mengingat ikan siganus berukuran kecil seringkali menimbulkan rasa gatal pada lidah konsumennya sehingga jarang dibeli. Permasalahan lainnya yang sangat dirasakan oleh nelayan lokal adalah lokasi menangkap ikan semakin jauh, kebutuhan energi lebih besar, dan waktu lebih lama untuk dapat memperoleh hasil tangkapan yang mampu memberikan pendapatan ekonomi cukup bagi keluarga (Tebaiy et al, 2018;Wati, 2014;Atmaja, 2011;Tebaiy et al, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…In Indonesian, including Papua, there is also a little documentation on how local communities interact with the environmental services provided by seagrass ecosystems. Most studies describe the comprehensive management of seagrass (Tebaiy and Denny 2017). This suggests that there are still gaps in understanding on how seagrass ecosystem services could be accessed by local communities.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%