2019
DOI: 10.31596/jcu.v8i2.417
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Implementasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu K119 (Spgdt K119) Di Kabupaten Kudus

Abstract: Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu 119 (SPGDT K119) merupakan salah satu inovasi layanan kesehatan untuk menangani kasus kegawat daruratan di Kabupaten Kudus. Pelaksanaan program SPGDT K119 ini masih dikeluhkan masyarakat, laporan keluhan lambat ditangani, akses call center tidak mudah dihubungi, peran penanganan kasus oleh tim RSUD lebih besar jika dibandingkan dengan tim pelaksana Puskesmas. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis implementasi sistem penanggulangan gawat darurat terpadu K119 (… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
4

Citation Types

0
0
0
4

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(6 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
4
Order By: Relevance
“…Petugas call centre adalah dokter dan perawat yang mempunyai kompetensi gawat darurat. SPGDT 119 bertujuan memberikan pertolongan pertama kasus kegawatdaruratan medis, memberikan bantuan rujukan ke Rumah Sakit yang tersedia, mengkoordinasikan pelayanan informasi penanganan medis yang terjadi pada pasien sebelum mendapatkan pelayanan medis di Rumah Sakit (Sylvana, 2020) Di Indonesia SPGDT atau yang di negara lain disebut EMS (Emergency Medical Services) belum menunjukkan hasil maksimal, sehingga banyak dikeluhkan oleh masyarakat ketika mereka membutuhkan pelayanan Kesehatan, keterpaduan dalam melayani penderita gawat darurat belum sistematis, kurangnya komunikasi baik antar fasilitas kesehatan dan antar tenaga kesehatan sendiri apalagi dengan masyarakat pengguna, sehingga terkesan berjalan sendiri-sendiri (Yudhanto et al, 2021) Data lain yang dapat dijadikan rujukan hasil penelitian (Mochamad, 2019), hasil penelitian menunjukkan bahwa respon time penanganan masih lambat, respon time yang seharusnya < 10 menit, pada pelaksanaannya > 30 menit, hal ini belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan dimana SPGDT K119 dicanangkan adalah untuk memberikan penanganan yang cepat dan tepat kepada masyarakat yang membutuhkan. Akses layanan masih ditemukan kendala, kesulitan mengakses call center menjadi permasalahan ketika masyarakat membutuhkan penanganan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Petugas call centre adalah dokter dan perawat yang mempunyai kompetensi gawat darurat. SPGDT 119 bertujuan memberikan pertolongan pertama kasus kegawatdaruratan medis, memberikan bantuan rujukan ke Rumah Sakit yang tersedia, mengkoordinasikan pelayanan informasi penanganan medis yang terjadi pada pasien sebelum mendapatkan pelayanan medis di Rumah Sakit (Sylvana, 2020) Di Indonesia SPGDT atau yang di negara lain disebut EMS (Emergency Medical Services) belum menunjukkan hasil maksimal, sehingga banyak dikeluhkan oleh masyarakat ketika mereka membutuhkan pelayanan Kesehatan, keterpaduan dalam melayani penderita gawat darurat belum sistematis, kurangnya komunikasi baik antar fasilitas kesehatan dan antar tenaga kesehatan sendiri apalagi dengan masyarakat pengguna, sehingga terkesan berjalan sendiri-sendiri (Yudhanto et al, 2021) Data lain yang dapat dijadikan rujukan hasil penelitian (Mochamad, 2019), hasil penelitian menunjukkan bahwa respon time penanganan masih lambat, respon time yang seharusnya < 10 menit, pada pelaksanaannya > 30 menit, hal ini belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan dimana SPGDT K119 dicanangkan adalah untuk memberikan penanganan yang cepat dan tepat kepada masyarakat yang membutuhkan. Akses layanan masih ditemukan kendala, kesulitan mengakses call center menjadi permasalahan ketika masyarakat membutuhkan penanganan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Peraturan Pemerintah, Nomor: 46/2014, yang mengatur Sistem Informasi Kesehatan (SIK), dalam rangka mengembangkan kebijakan sistem pelayanan publik, harus dapat dirasakan masyarakat luas (Nurulia Dwi 2019). SIK yang terintegrasi sangat diperlukan untuk menyajikan data secara real time dan sangat mudah diakses, dimana fungsinya, mendukung keputusan dan health matrics, network world organization (Mochamad, Arso, and Setyaningsih 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pembangunan manusia merupakan proses perluasan pilihan kebebasan berpolitik, partisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, pilihan untuk berpendidikan, bertahan hidup dan sehat, serta menikmati standar hidup layak (Mochamad, Arso, and Setyaningsih 2019). Konsep pembangunan manusia dikenal dengan nama Human Development Index (HDI).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…XVII No. 2 Desember 2022 DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v17i2 Pusat Komando Nasional (NCC) (5) Komunikasi Tim, struktur birokrasi dalam pengelolaan layanan PSC 119 (6) Evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat (7) Sosialisasi kepada publik tentang PSC 119 dan bagaimana mendapatkan layanan ini (8) Lintas sektor, terutama dukungan sektor non-kesehatan , (9) anggaran, terutama anggaran non-fisik seperti biaya pelatihan dan biaya operasional harian (10)…”
unclassified