Implementasi  Method Buzz  Group Dalam Hasil Belajar Luring Akidah Akhlak di Kelas VIII MTs Miftahul Jannah Tanjung Pura

Abstract

The background of the problem of this research is the lack of student learning outcomes, it is proven that many students of class VIII MTS Miftahul Jannah whose scores are below the KKM. The objectives of this research are: To find out the learning outcomes on the subjects of aqidah morality in class VIII MTS Miftahul Jannah before and after using the buzz group learning method, and To find out whether the buzz group learning method can improve student learning outcomes. The type of research chosen is classroom action research (CAR), so this research uses the first cycle model to the next cycle. The results of this study showed that the learning outcomes of class VIII MTS Miftahul Jannah students increased after learning Akidah Akhlak was carried out using the buzz group learning method. This is indicated by the increase in student learning outcomes, namely from 34 students in the first cycle of students who had a complete score of only 26 students or 76.74% and in the second cycle, students who completed 100%.

Pengaruh Metode Tahsin Terhadap Kemampuan Membaca Al Qur’an Siswa Kelas VIII MTS AL-Ikhwan Kecamatan Padang Tualang Langkat

“…Islam juga bukan sekedar agama yang tanpa tujuan. Agama Islam memberikan petunjuk dan pedoman hidup kepada umatnya, agar tidak tersesat menjalankan hidupnya (Satria Wiguna, 2019). Kitab suci Al-Qur"an adalah sumber utama dan pertama dalam ajaran Islam, merupakan petunjuk bagi kehidupan manusia diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammmad SAW.…”

Konsep Evaluasi Model Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Dalam Belajar Aqidah Akhlaq Di Kelas VII MTSN I Langkat

“…Oleh sebab itu sangat penting menuntut ilmu melalui pendidikan. Ilmu akan lebih mudah di dapat bila proses pendidikannya baik dan tepat sasaran (Wiguna, 2019).…”

Penerapan Model Pembelajaran Pair Cheks Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fikih Kelas X MAS Yaspend Muslim Pematang Tengah

“…Sejauh ini proses pembelajaran di sekolah masih didominasi oleh sebuah paradigma yang menyatakan bahwa sebuah pengetahuan (knowledge) merupakan perangkat fakta-fakta yang harus di hafal tanpa menyertakan kontribusi pendapat dan pemahaman siswa. Di samping itu, situasi kelas sebagian besar masih berfokus pada guru (teacher centered) sebagai sumber utama pengetahuan yang wajib dihafal siswa, serta penggunaan metode konvensional (ceramah) sebagai pilihan utama strategi belajar mengajar (Wiguna, 2019). Hal ini sesuai dengan fakta bahwa mayoritas proses belajar mengajar di Indonesia masih menggunakan metode konvensional yang berfokus pada guru (satria wiguna, 2019).…”

“…Penerapan Model pembelajaran Pair Checks adalah pembelajaran yang membagi siswa secara berpasangan yaitu dengan teman sebangkunya sendiri, untuk aktif dan menyatukan pendapat dan mengukur sejauh mana siswa memahami pelajaran melalui pertanyaan tertulis (Wiguna, 2019). Model pembelajaran Pair Checks mengharuskan siswa dan siswi untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pembelajaran yang tidak dapat dipahami dalam bentuk lembaran-lembaran kertas, kemudian memberikan kesempatan kepada teman-teman yang lain untuk membaca pertanyaan yang telah ada.…”