2021
DOI: 10.15575/kt.v3i2.11023
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hadis Tentang Wanita Menjadi Pemimpin: Menelisik Antara Pemahaman Tekstual dan Kontekstual Perspektif M. Syuhudi Ismail

Abstract: This paper examines the hadith about women becoming leaders from a textual and contextual perspective M. Syuhudi Ismail. This shows that the hadith should not always be understood merely textually, but rather by paying attention to the socio-historical and context of the hadith. The purpose of this paper is to uncover and know about how the understanding of women's traditions becomes a leader in the textual and contextual review of Shuhudi. The approach used is a descriptive-analysis approach. The results of t… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Pada dasarnya saat kepemimpinan ratu di kerajaan persia berbeda dengan keadaan zaman ini, wanita tidak dihargai dan dihormati saat itu dan situasi seperti itu terjadi tidak hanya di Iran, tetapi di seluruh Jazirah Arab. Adapun wanita ketika itu tidak mempunyai sifat kewibawaan sehingga tidak dapat menjadi seorang pemimpin bagi masyarakat (Hasibuan & Hafizzullah, 2021). Oleh karena itu, wajar jika hadits Nabi Saw menyatakan bahwa seorang wanita tidak memperoleh kekayaan dengan memimpin, karena perempuan lebih dominan pada unsur perasaan daripada unsur pikiran (Pamungkas, 2021).…”
Section: Pandangan Fatima Mernissi Terhadap Kepemimpinan Perempuanunclassified
“…Pada dasarnya saat kepemimpinan ratu di kerajaan persia berbeda dengan keadaan zaman ini, wanita tidak dihargai dan dihormati saat itu dan situasi seperti itu terjadi tidak hanya di Iran, tetapi di seluruh Jazirah Arab. Adapun wanita ketika itu tidak mempunyai sifat kewibawaan sehingga tidak dapat menjadi seorang pemimpin bagi masyarakat (Hasibuan & Hafizzullah, 2021). Oleh karena itu, wajar jika hadits Nabi Saw menyatakan bahwa seorang wanita tidak memperoleh kekayaan dengan memimpin, karena perempuan lebih dominan pada unsur perasaan daripada unsur pikiran (Pamungkas, 2021).…”
Section: Pandangan Fatima Mernissi Terhadap Kepemimpinan Perempuanunclassified
“…pendekatan tekstual dan kontekstual secara terang menegaskan posisi wanita sebagai seorang pemimpin, pemahamannya dittitikberatkan kepada pandangam M. Syuhudi Ismail sebagai seorang tokoh dalam pengkajian hadis (Hasibuan, U. K., & Hafizzullah, H., 2021). Model ini juga dilakukan oleh Tangngareng dalam penelitiannya (Tangngareng, T., 2016).…”
unclassified