2018
DOI: 10.32832/tadibuna.v7i1.1348
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Efektivitas Implementasi Kebijakan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Abstract: <p>Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui efektivitas implementasi kebijakan penilaian autentik, 2)  menganalisis implementasi penilaian autentik pada pembelajaran PAI, 3) menjelaskan faktor pendukung dan penghambat dalam efektivitas implementasi kebijakan penilaian autentik dan 4) menjelaskan dampak implementasi kebijakan penilaian autentik terhadap kinerja guru.  Penelitian ini menggunakan teori model Goerge C. Edward III yang mengukur keberhasilan suatu implementasi kebijakan melalui komunikas… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
0
0
4

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
4
Order By: Relevance
“…Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengungkapkan bahwa terdapat banyak kendala yang dirasakan oleh guru selama pelaksanaan penilaian sikap siswa di antaranya adalah penilaian kurikulum 2013 yang terlalu rumit, khususnya pada penilaian sikap guru harus melaksanakan empat teknik penilaian, waktu yang diperlukan terlalu banyak karena harus mengamati karakteristik peserta didik, penggunaan aplikasi raport penilaian kurikulum 2013 yang terlalu ribet, dimana guru harus memasukkan ke aplikasi penilaian kurikulum 2013, serta siswa kurang aktif dalam proses penilaian, sehingga guru kesulitan melaksanakan penilaian dikarenakan siswa yang kurang aktif pada saat penilaian (Ambarsari & Santoso, 2020). Penelitian lainnya mengungkapkan hal serupa yakni penilaian yang dilaksanakan pada pembelajaran PAI masih belum maksimal, hal ini ditunjukkan dengan masih ditemukan pola pikir (mindset) guru yang belum berubah dalam mengimplementasikan penilaian autentik secara komprehensif, artinya adalah guru melakukan penilaian dengan format seadanya, hanya mengukur hasil akhir peserta didik (Kusnadi et al, 2018). Penelitian selanjutnya mengungkapkan yang berbeda yakni dimana penilaian sikap sudah diterapkan dalam pembelajaran, hal ini terbukti bahwa siswa selalu berusaha menjadi lebih baik dengan awalan yang hanya ingin mendapatkan nilai tetapi perubahan ini dilaksanakan dengan terus menerus sehingga menjadi kebiasaan dalam keseharian (Ulfa, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengungkapkan bahwa terdapat banyak kendala yang dirasakan oleh guru selama pelaksanaan penilaian sikap siswa di antaranya adalah penilaian kurikulum 2013 yang terlalu rumit, khususnya pada penilaian sikap guru harus melaksanakan empat teknik penilaian, waktu yang diperlukan terlalu banyak karena harus mengamati karakteristik peserta didik, penggunaan aplikasi raport penilaian kurikulum 2013 yang terlalu ribet, dimana guru harus memasukkan ke aplikasi penilaian kurikulum 2013, serta siswa kurang aktif dalam proses penilaian, sehingga guru kesulitan melaksanakan penilaian dikarenakan siswa yang kurang aktif pada saat penilaian (Ambarsari & Santoso, 2020). Penelitian lainnya mengungkapkan hal serupa yakni penilaian yang dilaksanakan pada pembelajaran PAI masih belum maksimal, hal ini ditunjukkan dengan masih ditemukan pola pikir (mindset) guru yang belum berubah dalam mengimplementasikan penilaian autentik secara komprehensif, artinya adalah guru melakukan penilaian dengan format seadanya, hanya mengukur hasil akhir peserta didik (Kusnadi et al, 2018). Penelitian selanjutnya mengungkapkan yang berbeda yakni dimana penilaian sikap sudah diterapkan dalam pembelajaran, hal ini terbukti bahwa siswa selalu berusaha menjadi lebih baik dengan awalan yang hanya ingin mendapatkan nilai tetapi perubahan ini dilaksanakan dengan terus menerus sehingga menjadi kebiasaan dalam keseharian (Ulfa, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Guru harus memasukkan ke aplikasi penilaian kurikulum 2013, serta siswa kurang aktif dalam proses penilaian, sehingga guru kesulitan melaksanakan penilaian dikarenakan siswa yang kurang aktif pada saat penilaian (Ambarsari & Santoso, 2020). Penelitian lainnya mengungkapkan hal serupa yakni penilaian yang dilaksanakan pada pembelajaran PAI masih belum maksimal, hal ini ditunjukkan dengan masih ditemukan pola pikir (mindset) guru yang belum berubah dalam mengimplementasikan penilaian autentik secara komprehensif, artinya adalah guru melakukan penilaian dengan format seadanya, hanya mengukur hasil akhir peserta didik (Kusnadi et al, 2018). Penelitian selanjutnya mengungkapkan yang berbeda yakni penilaian sikap sudah diterapkan dalam pembelajaran, hal ini terbukti bahwa siswa selalu berusaha menjadi lebih baik dengan awalan yang hanya ingin mendapatkan nilai tetapi perubahan ini dilaksanakan dengan terus menerus sehingga menjadi kebiasaan dalam keseharian (Ulfa, 2019).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Another weakness is the assessment of the 2013 curriculum which is too complicated, especially in the assessment of attitudes, teachers must carry out four assessment techniques, the time required is too much because they have to observe the characteristics of students (Ambarsar & Santoso, 2020). In addition, the teacher's mindset has not changed the relationship between comprehensive assessments (Kusnadi, Fattah, Husaini, & Ruhenda, 2018). Other research adds that there are technical and non-technical obstacles in assessing student attitudes (R. H. D. Ramadhani & Ramadan, 2022).…”
Section: Attitude Assessment Techniquementioning
confidence: 99%
“…Penelitian ini menggunakan metode parsitipatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif, karena data yang diperoleh berdasarkan penyajian yang sebenarnya sesuai dengan kondisi di lapangan. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy Moleong (Kusnadi et al, 2018) menyatakan, bahwa metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku orang-orang yang bisa diamati. Peneliti kualitatif dalam memulai kerjanya dengan memahami gejalagejala yang menjadi pusat perhatiannya.…”
Section: Metodeunclassified