Deteksi Perubahan Luasan Mangrove Dan Garis Pantai Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Area Tambak Ujung Pangkah Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur

Abstract

Ekosistem mangrove di Indonesia terbilang tinggi dengan luas sebesar 3.489.140,68 ha. Seiring berkembangnya zaman, terjadi eksploitasi ekosistem mangrove menjadi tambak yang dimulai sejak tahun 1800-an tepatnya di wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Diketahui pada tahun 2017 daerah pesisir di Ujung Pangkah sejak tahun 2006 hingga 2016 mengalami perubahan garis pantai karena banyaknya pengalihan fungsi lahan hutan mangrove menjadi tambak. Riset ini dilakukan untuk mendeteksi perubahan luasan mangrove dan garis pantai pada rentang tahun 2016 hingga 2020 yang terjadi di Area Tambak Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik. Metode yang digunakan adalah metode penginderaan jauh melalui tiga tahapan yaitu pre-processing data, processing data dan analisis data. Data yang digunakan adalah citra Sentinel 2A Level 1C & 2 yang diperoleh dari website Copernicus. Dalam rentang lima tahun, diperoleh data bahwa hutan mangrove mengalami penambahan luas di tahun 2016 senilai 416,86 ha menjadi 668,28 ha pada 2020. Seiring dengan bertambahnya luasan mangrove, terjadi perubahan garis pantai dengan garis pantai sepanjang 49.531 m pada tahun 2016 menjadi 53.200 m berupa akresi. Akresi yang terjadi pada pantai di Area Tambak Ujung Pangkah diakibatkan oleh bertambahnya luasan mangrove ke arah laut.

Urgensi Pendidikan Ekologi melalui Muatan Lokal untuk Mendukung Tercapainya Penetapan Status Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Mangrove Ujungpangkah

“…Berdasarkan observasi di lapangan, eksploitasi dan perusakan hutan mangrove di wilayah KEE pun sedikit mereda. Putra et al (2020) pun memaparkan bahwa dalam kurun 5 tahun sejak 2016 hingga 2020, terindikasi bahwa pertumbuhan huntan mangrove menunjukkan tren positif di beberapa stasiun pengamatan serta menunjukkan pemabnahan garis pantai.…”