2017
DOI: 10.29103/aa.v4i2.308
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Dekomposisi serasah daun mangrove Rhizophora apiculata di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjungbalai, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara

Abstract: Mangrove menghasilkan serasah yang akan mengalami proses dekomposisi yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber hara bagi tanaman dan juga merupakan sumber makanan bagi ikan serta invertebrata yang penting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur dekomposisi serasah daun R. apiculata dan mengetahui kandungan unsur hara karbon (C), nitrogen (N) dan fosfor (P) pada serasah daun Rhizophora apiculata yang dilepas selama proses dekomposisi. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2017 di Desa Ba… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
0
0
7

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(7 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
7
Order By: Relevance
“…Salah satu biota yang memanfaatkan ekosistem hutan mangrove yaitu Gastropoda (Karim dkk., 2021;Puryono dan Suryanti, 2019). Gastropoda merupakan kelas terbesar dalam fillum Moluska memegang peranan penting di dalam ekosistem mangrove pada jaring makanan dan proses dekomposisi (Sari et al, 2017;Supriadi et al, 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Salah satu biota yang memanfaatkan ekosistem hutan mangrove yaitu Gastropoda (Karim dkk., 2021;Puryono dan Suryanti, 2019). Gastropoda merupakan kelas terbesar dalam fillum Moluska memegang peranan penting di dalam ekosistem mangrove pada jaring makanan dan proses dekomposisi (Sari et al, 2017;Supriadi et al, 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui laju dekomposisi dan jumlah kandungan hara nitrogen, karbon dan fosfor yang dilepas selama proses dekomposisi serasah di kawasan hutan mangrove rehabilitasi di Kelurahan Setapuk Besar Kota Singkawang. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Watumlawar et al, (2019) dan Sari et al, (2017) yang melihat laju dekomposisi berdasarkan jenis mangrovenya. Namun pada penelitian ini, peneliti mengukur laju dekomposisi serasah berdasarkan umur tahun tanam tumbuhan mangrove yang ada.…”
Section: Bioedusains: Jurnal Pendidikan Biologi Dan Sains 4 (1):62-73unclassified
“…Penyusutan bobot serasah secara fisik menunjukkan sisa-sisa cercahan serasah daun Rhizophora spp yang semakin lama semakin berubah bentuk menjadi partikel-partikel halus selama pengamatan pada hari ke 14 sampai hari ke 56 perubahan tersebut terjadi karena adanya aktivitas makrobentos dan andil energi panas dari sinar matahari, pengikisan oleh angin dan hujan serta pergerakan air yang terjadi pada saat pasang surut. Sari et al, (2017) menyebutkan bahwa pengaruh fisika seperti molekul air yang bergerak dan pengikisan oleh angin yang terjadi ketika terjadi pasang dan surut dan biota bentos di ekosistem dapat mempengaruhi perubahan fisik serasah dalam hal ini jenis R. apiculata Berdasarkan data pada tabel 1 diketahui penyusutan serasah yang berbeda-beda disetiap tahun tanam, pada 2 minggu pertama setelah serasah diletakkan di plot penelitian penurunan bobot kering pada semua tahun tanam rata-rata hampir sama. Sisa berat kering serasah tertinggal berkisar 7,473 gbk s.d 7,785 gbk.…”
Section: Pembahasan Penyusutan Bobot Kering Serasahunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Perbedaan ini dipengaruhi oleh tingkat salinitas yang rendah serta bahan organik yang tinggi sehingga ketersediaan bahan makanan bagi makrobenthos untuk pertumbuhan dan berkembangbiak terpenuhi. Sejalan denganSari, et al (2017), bahwa banyaknya makrobenthos pada stasiun dipengaruhi oleh substrat lumpur tebal dengan tingkat salinitas, kemudian tingginya bahan organik pada stasiun daun Rhizophora spp. dapat disimpulkan bahwa laju penguraian serasah tercepat terdapat pada stasiun II sebesar 0,13 (gr/hari) sedangkan untuk laju dekomposisi terendah terdapat pada stasiun I, III dan IV sebesar 0,12 (gr/hari).…”
unclassified