2017
DOI: 10.31219/osf.io/xd9cb
|View full text |Cite
Preprint
|
Sign up to set email alerts
|

Dampak Aktivitas Antropogenik Terhadap Degradasi Hutan Mangrove Di Indonesia

Abstract: Ekosistem hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem paling produktif dan unik yang berfungsi melindungi daerah pesisir dari berbagai gangguan, serta menyediakan habitat bagi berbagai spesies hewan. Hutan mangrove tidak saja berfungsi secara fisik, kimia dan biologis untuk menjaga keseimbangan ekosistemnya, tapi juga memiliki fungsi sosial, ekonomi dan budaya bagi masyarakat pesisir yang mendiaminya. Sebagai salah satu ekosistem yang paling produktif, hutan mangrove tidak terlepas dari pemanfaatan untuk kep… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
8
0
15

Year Published

2018
2018
2023
2023

Publication Types

Select...
9
1

Relationship

1
9

Authors

Journals

citations
Cited by 21 publications
(23 citation statements)
references
References 9 publications
0
8
0
15
Order By: Relevance
“…Luasan mangrove di lokasi riset tidak hanya mengalami penambahan akan tetapi pernah mengalami pendegradasian dan perubahan alih fungsi lahan secara masif pada stasiun 4 tahun 2017 dan 2018 yang mulanya seluas 140,54 ha (2017) mengalami penurunan sebesar 6,58 ha menjadi 133,96 ha (2018). Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti aktivitas antropogenik dengan melakukan pembangunan di area pesisir sehingga meningkatnya eksploitasi alam secara berlebih seperti industri tambak garam dan pertambangan (Eddy et al, 2015).…”
Section: Hasil Dan Pembahasan Perubahan Luasan Mangroveunclassified
“…Luasan mangrove di lokasi riset tidak hanya mengalami penambahan akan tetapi pernah mengalami pendegradasian dan perubahan alih fungsi lahan secara masif pada stasiun 4 tahun 2017 dan 2018 yang mulanya seluas 140,54 ha (2017) mengalami penurunan sebesar 6,58 ha menjadi 133,96 ha (2018). Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti aktivitas antropogenik dengan melakukan pembangunan di area pesisir sehingga meningkatnya eksploitasi alam secara berlebih seperti industri tambak garam dan pertambangan (Eddy et al, 2015).…”
Section: Hasil Dan Pembahasan Perubahan Luasan Mangroveunclassified
“…Sedangkan stratum A dan B tidak dijumpai dilokasi penelitian, hal ini disebabkan karena pertumbuhan mangrove rata-rata tingginya hanya bisa mencapai < 20 m. Menurut Alwidakdo et al (2014), pertumbuhan mangrove dipengaruhi oleh fisiografi pantai, pasang (lama, durasi, rentang), gelombang dan arus, salinitas, oksigen terlarut, iklim, tanah dan hara Gambar 6 menunjukkan bahwa jumlah individu berbanding terbalik dengan stratum berdasarkan tinggi vegetasi mangrove, dimana semakin tinggi pohon maka jumlah individunya semakin sedikit, yang menunjukkan bahwa hutan mangrove di hilir DAS Torue Desa Tolai Barat pada saat pertumbuhan > 1 m terjadi gangguan oleh masyarakat di sekitar kawasan melalui penebangan yang digunakan sebagai bahan bangunan dan keperluan industri rumah tangga atau kayu bakar, proses abrasi pantai juga sering terjadi. Menurut Eddy et al (2016) menyatakan dampak dari gangguan tersebut menyebabkan menurunnya kualitas dan kuantitas berupa peran ekologi, ekonomi dan fungsi fisik kawasan.…”
Section: Asosiasi Jenisunclassified
“…Faktor lainnya yang juga mempengaruhi adalah penebangan vegetasi mangrove untuk pembukaan lahan untuk budidaya maupun permukiman. Aktivitas antropogenik seperti perikanan, perkebunan, pertanian, permukiman, memberikan sumbangan terbesar terhadap degradasi dan hilangnya hutan mangrove (Eddy et al, 2015). Bahkan Setyawan et al (2003) melaporkan bahwa ekosistem mangrove menurun 88,81% pada tahun 1997 di Pulau Jawa seiring dengan berkembangnya kegiatan budidaya udang windu pada era 1980-1990. Meskipun luas penggunaan lahan tambak mengalami pengurangan namun produktivitasnya pada tahun 2017 meningkat.…”
Section: Analisis Data 231 Analisis Spasialunclassified