2020
DOI: 10.22437/ppd.v7i4.8637
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Coastal rehabilitation through the implementation of government policy: Case study in Karawang Regency, West Java, Indonesia

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2
1

Citation Types

0
3
0
1

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(5 citation statements)
references
References 8 publications
0
3
0
1
Order By: Relevance
“…However, the root cause of implementing coastal rehabilitation is basically from social and economic aspects, especially related to the community utilization of mangrove areas. The low perception and participation of the community in supporting coastal rehabilitation efforts is due to the lack of involvement of the surrounding community in the management of mangrove areas resulting from coastal rehabilitation [22][23][24][25][26].…”
Section: Resultsmentioning
confidence: 99%
See 1 more Smart Citation
“…However, the root cause of implementing coastal rehabilitation is basically from social and economic aspects, especially related to the community utilization of mangrove areas. The low perception and participation of the community in supporting coastal rehabilitation efforts is due to the lack of involvement of the surrounding community in the management of mangrove areas resulting from coastal rehabilitation [22][23][24][25][26].…”
Section: Resultsmentioning
confidence: 99%
“…[2] explained that during the period from 1988 to 2015, the eroded coastline covered 33.74 km or 45.81% of the total length of the coastline of the coastal area of Karawang Regency. Meanwhile, the area of coastal damage reached 418.52 ha, and the coastline retreated to the mainland between 76.15 to 157.86 m. In some places in this coastal area, coastal erosion has threatened and destroyed settlements, ponds and rice fields, and infrastructure [3]. Coastal damage due to coastal erosion is also exacerbated by tidal flooding [4].…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Salah satu sumber permodalan yang memungkinkan dapat diperoleh para pelaku usaha pada industri pengolahan terasi, yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program Sementara itu, alasan ditentukannya lokasi kegiatan ini dilakukan di wilayah pesisir Kabupaten Karawang, mengingat wilayah ini kurang menjadi perhatian dari pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan [2], khususnya dalam pengembangan UMKM sektor perikanan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan: (a) mendorong UMKM sektor perikanan (khususnya pelaku usaha pada industri pengolahan terasi) untuk dapat mengambil peluang dalam mengembangkan usahanya; (b) terciptanya interaksi dan hubungan yang saling menguntungkan antara UMKM sektor perikanan (khususnya pelaku usaha pada industri pengolahan terasi) dengan perbankan dan pemerintah daerah); (c) meningkatkan citra Universitas Singaperbangsa Karawang di kalangan masyarakat melalui kiprahnya terkait dengan edukasi masyarakat di bidang keuangan dan perbankan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Seperti diketahui bahwa sebaran tumpahan minyak di Perairan Karawang mempunyai dampak negatif bagi kelangsungan hidup manusia, baik dari segi lingkungan (ekologi), sosial, maupun ekonomi. Secara ekologi tumpahan minyak di Perairan Karawang menyebabkan sekitar 2.400 Ha hutan mangrove di sekitar pantai rusak akibat tumpahan minyak (Nopiana, 2020). Dampak sosial dari tumpahan minyak di Perairan Karawang menyebabkan sekitar 7.782 nelayan tersebar di 12 desa Karawang terdampak oleh pencemaran minyak, sehingga kesulitan dalam melakukan pencarian ikan di laut (Samosir et al, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified