2015
DOI: 10.29239/j.agrikan.8.1.42-49
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Analisis kualitas air ekosistem mangrove di estuari Perancak, Bali

Abstract: The user has requested enhancement of the downloaded file.

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
0
0
8

Year Published

2017
2017
2022
2022

Publication Types

Select...
9

Relationship

0
9

Authors

Journals

citations
Cited by 17 publications
(8 citation statements)
references
References 3 publications
0
0
0
8
Order By: Relevance
“…Nilia pH yang baik untuk mangrove berkisar 6,5-8,5. Nilai pH dapat mempengaruhi proses biokimia perairan yang berdampak kepada pertumbuhan dan kerapatan jenis mangrove secara alami (Susiana, 2017). Stasiun 2 dengan pH tertinggi memiliki tegakan Rhizophora mucronate pada kategori pancang yang tumbuh secara alami dengan kerapatan 4666 ind/ha.…”
Section: Parameter Lingkunganunclassified
“…Nilia pH yang baik untuk mangrove berkisar 6,5-8,5. Nilai pH dapat mempengaruhi proses biokimia perairan yang berdampak kepada pertumbuhan dan kerapatan jenis mangrove secara alami (Susiana, 2017). Stasiun 2 dengan pH tertinggi memiliki tegakan Rhizophora mucronate pada kategori pancang yang tumbuh secara alami dengan kerapatan 4666 ind/ha.…”
Section: Parameter Lingkunganunclassified
“…https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/ISLE (feeding ground) bagi ikan dan biota laut lainnya (Nagelkerken et al, 2008;Hamidy, 2010;Kon et al, 2010;Susiana, 2011Susiana, , 2015. Mangrove juga berfungsi sebagai penahan gelombang laut dan intrusi air laut kearah darat (Barbier, 2016), serta mitigasi bencana dan pemanasan global (Alongi, 2002;Mcleod & Salm, 2006;Huxham et al, 2015), dengan kata lain mangrove memiliki fungsi utama sebagai penyeimbang ekosistem dan penyedia berbagai kebutuhan hidup bagi manusia dan mahluk hidup lain.…”
Section: Akuatikisleunclassified
“…Suhu lingkungan perairan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisme (Kalesaran, 2010;Rochmady, 2011Rochmady, , 2015Panjaitan et al, 2012;Brito et al, 2014). Hampir semua organisme sangat peka terhadap perubahan suhu lingkungan (Susiana, 2011(Susiana, , 2015Rochmady et al, 2016), terlebih perubahan suhu lingkungan yang terjadi secara mendadak (Taqwa et al, 2008;Brito et al, 2014). Dalam budidaya, perubahan suhu yang cepat dapat menimbulkan stress bahkan dapat menyebabkan kematian pada organisme yang dibudidayakan (Umiliana et al, 2016).…”
Section: Kualitas Airunclassified