Industri konstruksi merupakan penyumbang utama polusi, penipisan sumber daya, limbah, pemanasan global, dan perubahan iklim. Tingkat tahunan pembangunan jalan telah meningkat. Dalam proses pembuatan jalan baru, emisi dihasilkan dari pembuatan material (aspal, agregat, campuran aspal, dan aspal emulsi), pengangkutan sumber daya, proses konstruksi, dan pengangkutan sampah. Sepanjang siklus hidup proyek, industri konstruksi telah mengadopsi gagasan keberlanjutan untuk meminimalkan dampak negatif lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi. Penerapan jalan yang berkelanjutan merupakan salah satu langkah yang dilakukan untuk mewujudkan konsep keberlanjutan (green road). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai pemahaman tentang jalan raya berkelanjutan di antara para pemangku kepentingan, termasuk pemilik, kontraktor, perencana, dan akademisi/ahli. Analisis dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan deskriptif dengan menggunakan studi pustaka, teknik indeks keparahan, dan uji statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman kontraktor dan akademisi tentang kategori kegiatan pelaksanaan konstruksi dan kategori teknologi perkerasan masih terbatas, sedangkan pemahaman konsultan dan pemilik tentang kategori green road cukup komprehensif. Para pemangku kepentingan memiliki tingkat pengetahuan yang sangat beragam pada kategori kegiatan pelaksanaan konstruksi.