Ikan nila merupakan komoditas ikan hasil budidaya dengan produksi tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi ikan nila tercatat 1.374.230 ton pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan ikan nila terus meningkat dari waktu ke waktu, sehingga kebutuhan pakan pun juga harus dipenuhi. Seiring dengan itu, melimpahnya pasokan ampas tahu yaitu sebanyak 103.070 ton per tahun memberikan alternatif solusi yang menarik sebagai bahan baku dalam pembuatan pakan ikan nila ini. Pemanfaatan ampas tahu juga dapat mengurangi biaya produksi serta mengurangi dampak lingkungan dari limbah industri pengolahan tahu secara optimal. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan pendirian pabrik dengan menganalisis parameter ekonomi, sehingga prarancangan pabrik kimia pembuatan pakan ikan nila dari ampas tahu dengan kapasitas 10.000 ton pertahun ini diharapkan dapat menyumbang produksi pakan ikan nila untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hasil perhitungan analisis ekonomi pada pabrik ini didapatkan total capital investment (TCI) sebesar Rp22.066.174.690,- dan total production cost (TPC) sebesar Rp96.430.085.035,-. Laba kotor yang diperoleh sebesar Rp10.347.354.865,- dan laba bersih sebesar Rp7.298.148.475,-. Laju pengembalian modal (ROI) sebelum dan setelah pajak berturut-turut sebesar 55% dan 39% dengan jangka waktu pengembalian modal (POT) setelah pajak selama 1,89 tahun. Titik break even point (BEP) pada kapasitas sebesar 57,72%, shut down point (SDP) sebesar 39,97%, dan internal rate of return (IRR) sebesar 35,2869%. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka prarancangan pabrik pakan ikan nila ini layak untuk didirikan.