2012
DOI: 10.29239/j.agrikan.5.1.1-8
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Abstract: Penelitian dilakukan di Pulau Tobea dengan tujuan untuk menganalisis hubungan panjang-bobot dan faktor kondisi kerang lumpur. Data dianalisis untuk mengetahui hubungan panjang-bobot kerang lumpur dianalisis dengan menggunakan persamaan hubungan kuasa (power regresion) (Ricker, 1975) dan uji-T sedangkan faktor kondisi dengan menggunakan Metode Condisional Factor (CF) (King, 1995). Hasil analisis hubungan panjang-bobot kerang lumpur jantan digambarkan melalui persamaan W=0,0001.L 3,366 , dengan nilai korelasi (r… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
0
0
7

Year Published

2014
2014
2020
2020

Publication Types

Select...
7

Relationship

3
4

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(7 citation statements)
references
References 7 publications
0
0
0
7
Order By: Relevance
“…Pola sebaran mengelompok, berkaitan erat dengan hewan bentik untuk memilih daerah yang akan ditempati, khususnya substrat yang ada (Rochmady, 2012). Tipe substrat tertentu akan menarik atau menolak jenis biota teripang untuk mendiami serta faktor-faktor fisika dan kimia yang berpengaruh pada kehidupan teripang.…”
Section: Pola Sebaranunclassified
“…Pola sebaran mengelompok, berkaitan erat dengan hewan bentik untuk memilih daerah yang akan ditempati, khususnya substrat yang ada (Rochmady, 2012). Tipe substrat tertentu akan menarik atau menolak jenis biota teripang untuk mendiami serta faktor-faktor fisika dan kimia yang berpengaruh pada kehidupan teripang.…”
Section: Pola Sebaranunclassified
“…Kelestarian ikan baronang di perairan Sei Carang memerlukan informasi terkait hubungan panjangbobot dan faktor kondisi ikan. Informasi hubungan panjang-bobot dan factor kondisi ikan sangat penting dalam mengelola sumberdaya perikanan di suatu perairan (Rochmady et al, 2012;Muttaqin et al, 2016)…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Rasio kelamin siput gonggong yang tidak seimbang tersebut diduga kuat disebabkan oleh adanya tekanan eksploitasi yang berlebihan (Waris et al, 2014). Hal yang sama terjadi pada moluska jenis Anodontia edentula dimana rasio kelamin yang tidak seimbang akibat tingginya tingkat eksploitasi (Rochmady, 2011(Rochmady, , 2012Rochmady et al, 2013;Rochmady dan Rakhfid, 2014). Laporan berbagai penelitian menyebutkan bahwa perubahan rasio kelamin merupakan indikasi kuat adanya tekanan eksploitasi (Espinosa et al, 2009;Miah, 2015), sehingga organisme melakukan perubahan pola reproduksi baik berupa perubahan ukuran matang gonad maupun perubahan nisbah kelamin (Haug and Tjemsland, 1986;Gascoigne and Lipcius, 2004;Stelkens and Wedekind, 2010;Ruga and Huntley, 2017;Ramses et al, 2019).…”
Section: Nisbah Kelaminunclassified