AbstrakStatus gizi anak balita salah satunya dipengaruhi oleh faktor kondisi sosial ekonomi, antara lain pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak, pengetahuan dan pola asuh ibu serta kondisi ekonomi orang tua secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap status gizi anak balita. Penelitian ini adalah survei analitik menggunakan desain cross sectional study dengan jumlah sampel 227 orang yang terdiri dari anak balita dan ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah diisi oleh ibu balita yang kemudian di analisis secara bivariat dan multivariat. Berdasarkan analisis bivariat didapatkan pendidikan ibu (p=0,022), pekerjaan ibu (p=0,000), pendapatan keluarga (p=0,012), jumlah anak (p=0,008) dan pola asuh ibu (p=0,000). Sementara dari analisis multivariat didapatkan pendidikan ibu (p=0,004; OR=2,594; CI95%=1,356-4,963), pekerjaan ibu (p=0,000; OR=74,769; CI95%=24,141-231,577), pendapatan keluarga (p=0,013; OR=3,058; CI95%=1,246-7,4) dan pola asuh ibu (p=0,000; OR=15,862; CI95%=5,973-42,128). Analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, jumlah anak dan pola asuh ibu dengan status gizi anak balita. Berdasarkan hasil analisis multivariat faktor pekerjaan ibu merupakan faktor yang paling berhubungan dengan status gizi anak balita.Kata kunci: status gizi, anak balita, faktor sosial ekonomiAbstractNutritional status of children under five years has affected by a political and socio-economic condition factors, among others, maternal education, maternal occupation, number of children, maternal knowledge and parenting also parents' economic conditions as a whole. This research is conduct to determine whether there is a relationship between the socio-economic conditions of families on the nutritional status of children under five.This research is a analytic survey using a cross sectional study design with the number of samples are 227 people consisting of children under five and the mothers in the working areas Puskesmas Nanggalo Padang. Data were collected through questionnaires which is completed by mothers whose later been analyzed in bivariate and multivariateBased on bivariate analysis we can get the maternal education (p = 0.022), maternal occupation (p = 0.000), household income (p = 0.012), number of children (p = 0.008) and maternal parenting (p = 0.000). While the multivariate analysis obtained from the maternal education (p = 0.004; OR = 2.594; CI95% = 1.356 to 4.963), maternal occupation (p = 0.000; OR = 74.769; CI95% = 24.141 to 231.577), household income (p = 0.013; OR = 3.058; CI95% = 1.246 to 7.4) and maternal parenting (p = 0.000; OR = 15.862; CI95% = 5.973 to 42.128).Bivariate analysis showed that there is a relationship between maternal education, maternal occupation, family income, number of children and parenting mothers with a nutritional status of children under five. Based on the results of the multivariate analysis, maternal occupation is the most associated factor with nutritional status of children under five.Keywords: Nutritional Status, Children Under Five, Socio-economic Factor
AbstrakRendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan kontrol dari orangtua dapat membuat remaja berperilaku seksual berisiko. Banyak factor yang dapat mempengaruhi perilaku seksual remaja. Di Sumatera Barat, Padang menduduki urutan ke 3 terbanyak remaja berperilaku seksual berisiko setelah Payakumbuh dan Bukit Tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja di Kota Padang. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 158 orang yang diambil dengan cara multistage random sampling. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil analisis menunjukkan responden yang berperilaku seksual berisiko (20,9%), jenis kelamin laki-laki (38,6%), pubertas di usia <11 tahun (6,3%), tingkat pengetahuan kurang ((1,9%), mendapat paparan tinggi dengan sumber informasi seksual (19,6%) dan yang memiliki sikap negatif (34,8%). Variabel yang memiliki nilai p<0,05 adalah jenis kelamin, paparan dengan sumber informasi seksual dan sikap terhadap berbagai perilaku seksual. Dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual remaja di Kota Padang dipengaruhi oleh jenis kelamin laki-laki, paparan tinggi dengan sumber informasi seksual dan sikap negatif terhadap berbagai perilaku seksual.Kata kunci: perilaku seksual, remaja, faktor yang mempengaruhi AbstractLack of knowledge about reproduction health and parents control can make adolescent have risky sexual behavior. Many factors that can related sexual behavior in adolescent. In West Sumatera, Padang city is on rank 3rd after Payakumbuh and Bukit Tinggi who have most adolescent with risky sexual behavior. The objective of this study was to observe the factors that can be related to adolescent sexual behavior in Padang. Type of this research was analytic with cross sectional study. Total samples in this research were 158 respondents which are taken by multistage random sampling. Data analysis was done by chi-square test with significance level is 95%. The result of analysis showed that respondents who have risky sexual behavior (20,9%), males (38,6%), enter the stage puberty in <11 years old (6,3%), have a lack of knowledge (1,9%), get high exposure with sexual resources (19,6%) and have negative attitude (34,8%). Variables that have p<0,05 are gender, exposure with sexual resource and attitude toward sexual behavior. It can be concluded that adolescent sexual behavior in Padang City be affected by males, high exposure with internet and negative attitude toward sexual behavior. Keywords: sexual behavior, adolescent, factor that related
AbstrakHipertensi merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada masyarakat di dunia. Penyakit ini disebut juga the silent killer. Prevalensi hipertensi telah mencapai angka 31,7% dari semua penduduk. Peningkatan ini diakibatkan perubahan gaya hidup yang salah satunya merokok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok termasuk lama merokok, jumlah rokok dan jenis rokok dengan hipertensi. Desain penelitian berupa cross-sectional study. Populasi adalah laki-laki yang berusia 35-65 tahun di empat kecamatan terpilih di kota Padang. Jumlah subjek sebanyak 92 orang yang diambil secara multi stage random sampling. Instrumen dalam penelitian ini ialah kuesioner untuk data responden dan karakteristik kebiasaan merokok, serta sphygmomanometer untuk mengukur tekanan darah. Data dianalisis dengan uji chi-square dengan p < 0,05 untuk signifikansi. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan hipertensi (p=0,003) yaitu dipengaruhi oleh lama merokok (p=0,017) dan jenis rokok (p=0,017), tetapi tidak terdapat hubungan antara jumlah rokok dengan kejadian hipertensi (p=0,412). Oleh karena kebiasaan merokok meningkatkan risiko hipertensi, penyuluhan kesehatan tentang risiko peningkatan tekanan darah terhadap penderita hipertensi yang memiliki kebiasaan merokok harus dilakukan. Hal ini diperlukan agar terjadi penurunan angka kejadian hipertensi.Kata Kunci: hipertensi, kebiasaan merokok, lama merokok, jumlah rokok, jenis rokok AbstractHypertension is one of the major causes of death in the world. This disease is called silent killer. The prevalence of hypertension has reached 31.7% of the population. It increases because of lifestyle changes, one of them is smoking. The objective of this study was to determine the association between smoking habits including duration of smoking, number of cigarettes, and type of cigarettes with hypertension. The research design was crosssectional study. The population was 35-65 years old men in four selected districts in Padang. There were 92 subjects who were taken by multi-stage random sampling. The instruments of this research were questionnaire for data of respondents and smoking habit characteristics, also sphygmomanometer for blood pressure measurements. Data were analyzed by chi-square test with p value < 0.05 for significance. The result of this study showed that there is association between smoking habit and hypertension (p=0.003) which is influenced by duration of smoking (p=0.017) and type of smoking (p=0.017), but there is no association between number of cigarettes with the incidence of hypertension (p=0.412). As smoking habits increase the risk of hypertension, health promotion about the risk of blood pressure increasing in the patient who has a smoking habit should be done. It is important in order to decrease the incidence of hypertension.
Abstrak Latar belakang: Pendahuluan: Setiap depot air minum wajib melakukan pemeriksaan mutu produk sesuai dengan peraturan yang berlaku, namun tidak satupun dari sembilan depot air minum di Kecamatan Bungus melakukan hal tersebut. Diare adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh air minum yang tidak berkualitas. Morbiditas rate diare di Kecamatan Bungus tertinggi ke-2 di Kota Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air minum yang dihasilkan depot air minum di Kecamatan Bungus berdasarkan persyaratan mikrobiologi. Metode Penelitian: Populasi pada penelitian ini adalah air minum yang berasal dari depot air minum isi ulang di Kecamatan Bungus Padang dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada, yaitu sembilan sampel. Penelitian dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu pengambilan sampel air dengan galon air sekaligus observasi faktor yang mempengaruhi kualitas air dan pemeriksaan mikrobiologis dengan Most Probable Number Test (MPN) terhadap sampel yang terdiri dari tiga tes, yaitu presumptive test, confirmative test, dan complete test. Hasil Penelitian: Lima dari sembilan sampel mengandung bakteri Coliform dan tiga dari lima sampel tersebut juga mengandung E. coli. Kesimpulan: Hal ini menunjukkan bahwa 55,6% depot air minum di Kecamatan Bungus menghasilkan air minum yang kualitasnya tidak memenuhi persyaratan mikrobiologi yang telah ditetapkan pemerintah. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi adalah air baku, kondisi depot, kebersihan operator, dan penanganan terhadap wadah pembeli. Kata kunci: Depot air minum isi ulang, pemeriksaan mikrobiologis Abstract Background: Every depot is obliged to do inspection of product quality prescribed by the regulations, but not one even also from nine drinking water depot in District of Bungus do the mentioned. Diarrhea is one of the disease that cause by bad quality water product. Diarrhea morbidity rate in the Bungus District is second highest in Padang City. This Research aim to to know the drinking water quality produced by drinking water refill depot in the Bungus District based on microbiological requirements. Methods: Population of this research is drinking water refill depots in the Bungus District of Padang city and sample of this research is all of existing population, that is nine drinking water depot. Research executed in 2 phase that is intake of water sample with gallon at the same time do observation of the factor that influencing the quality of water and mikrobiological test with Most Probable Number Test ( MPN) to the sampel which consist of three test, that is presumtive test, konfirmative test, and complete test. Result: Five from nine sample contain coliform bacteria and three from five the sampel also contain E. coli. Conclusion: This matter indicate that 55,6% drinking water refill depot in District of Bungus produce drinking water which its quality don’t fulfill microbiological requirements which have been specified by government. Some factor able to influence is standard water, condition of depot, hygiene of operator, and handling to place of buyer. Keywords: Drinking water refill depots, mikrobiological test
AbstrakPneumonia adalah proses inflamasi pada parenkim paru dan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah lima tahun, terutama di negara berkembang. Prevalensi kejadian pneumonia komunitas pada anak di Sumatera Barat cukup tinggi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran pasien pneumonia komunitas di Bagian Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2010-2012. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data rekam medik anak yang dirawat dengan diagnosis utama pneumonia periode 1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2012 dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 178 orang anak. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu pneumonia komunitas pada anak banyak terdapat pada anak laki-laki 55,6%, terutama pada kelompok usia 2-<12 bulan 60% dengan status gizi anak yang kurang 62% dan status imunisasi masih belum lengkap 34,8%. Keluhan utama anak dengan pneumonia yaitu sesak napas 97,8% dan gejala klinis yang ditemukan yaitu demam 92,7% dengan suhu rata-rata 37.6 C, batuk 92,1%, takipneu rata-rata laju napas 66 kali/menit pada kelompok usia < 2bulan, takikardi rata-rata denyut nadi 124 kali/menit pada kelompok usia >48-72 bulan, disertai nafas cuping hidung 92,7%, retraksi dinding dada 86%, ronkhi 91,6% dan wheezing 14,6%. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan jumlah leukosit dalam batas normal 63% dan gambaran foto rontgen thoraks berupa infiltrat 96,6%.Penyakit yang sering menyertai pneumonia pada anak yaitu anemia 30,9% dan komplikasi yang terjadi berupa gangguan keseimbangan asam-basa 48,3%. Lama rawatan paling banyak 5-10 hari dengan outcome perbaikan 56,7%. Tingginya insiden pneumonia anak di RSUP DR. M. Djamil dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu status gizi kurang, status imunisasi yang belum lengkap, serta faktor lingkungan tempat tinggal anak. Kata kunci: profil, pneumonia komunitas, anak AbstractPneumonia is infection or inflammation of the lung and it is a major cause of morbidity and mortality in children aged under five years, especially in developing countries. Prevalence of CAP in children at West Sumatra is quite high. The objective of the study was to report the profile of CAP in pediatric ward of DR. M. Djamil Hospital Padang in 2010-2012This research was a descriptive study using medical records of children with primary diagnosis of CAP in the period of January 1, 2010 until December 31, 2012. During the study period, 178 patients were diagnosed as CAP, 55.6% found in boys, especially in the age group 2 -<12 months 43.8% with the poor nutritional status 62% and 34.8% have incomplete immunization status. The chief complaint of children with pneumonia are shortness of breath 97.8%, and clinical symptoms such as fever found 92.7% with an average temperature of 37.6 C, cough 92.1%, takipneu average respiratory rate 66 breaths/min in the age group <2 months, tachycardia average pulse rate 124 beats/min in the age group >48-72 months, with nasal flaring 92.7%, chest wall indrawing 86%, rhonchi 91.6% and wheezing 14.6%. The laboratory test showed leucocyte ...
AbstrakKeselamatan (safety) menjadi isu global termasuk di rumah sakit. Rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan pasien yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pelaksanaan sasaran keselamatan pasien di rawat inap RSUD Padang Pariaman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam, Focus Group Discussion, observasi dan telaah dokumen. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara lima belas orang informan yaitu direktur, kepala bidang pelayanan medik, ketua komite medis, ketua komite keperawatan, kepala instalasi rawat inap, kepala ruangan rawat inap, dokter umum, perawat pelaksana, apoteker, ahli gizi, analis dan radiographer. Komponen yang diteliti mengenai input (kebijakan, pedoman dan Standar Prosedur Operasional (SPO), tenaga, metode, dana, sarana), proses yaitu pelaksanaan sasaran keselamatan pasien, dan output dari capaian penerapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dan SPO sudah lengkap. Tenaga penanggung jawab keselamatan pasien dalam hal ini tim keselamatan pasien belum bekerja optimal. Metode sudah sesuai dengan pedoman yang ada dan dana sudah mencukupi namun pengadaan sarana belum lengkap. Kepatuhan petugas dalam pelaksanaan sasaran keselamatan pasien belum optimal, nilai rata-rata capaian 73,4% (standar 100%). Kesimpulannya, pelaksanaan sasaran keselamatan pasien di rawat inap RSUD Padang Pariaman tahun 2018 belum maksimal dan hasil belum mancapai target. AbstractSafety has become a global issue as well as in hospitals. The hospital is obliged to effort for the fulfillment of patient safety goals set out in Health Minister Regulation number eleven in 2017. The purpose of this study is to analyze the implementation of patient safety goals in inpatient Padang Pariaman Hospital. This study uses qualitative methods through in-depth interviews, Focus Group Discussion, observation and document review. Data collection were conducted by interviewing fifteen informants, namely directors, heads of medical services, heads of medical committees, heads of nursing committees, heads of inpatient installations, heads of inpatient rooms, general practitioners, nursing nurses, pharmacists, nutritionists, analysts and radiographers. Components studied on inputs (policies, guidelines and SPO, personnel, methods, funds, means), the process of implementing the patient's safety objectives, and the outputs of the implementation outcomes. The results showed that the policies and SPO were complete. The personnel responsible for patient safety in this case the patient safety team had not worked optimally. The method was in accordance with the existing guidelines and the funds were sufficient but the procurement of facilities was incomplete. Compliance of officers in the implementation of patient safety goals has not been optimal, the average value of achievement of 73.4% (standard 100%). In conclusion, the implementation of the patient's safety objectives at the Padang Pariaman Hospital in 2018 has not bee...
AbstrakLatar belakang: Kota Padang, lebih dari 50% anak berumur di bawah 18 tahun memulai kebiasaan merokok sebelum usia 13 tahun. Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, tradisi, dan nilai. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap rokok dengan kebiasaan merokok pada siswa SMP di Kota Padang. Metode: jenis penelitian ini adalah analitik observasional dalam bentuk rancangan cross-sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP di Kota Padang Tahun Ajaran 2011/2012. Jumlah sampel sebanyak 96 siswa yang diambil secara Cluster Sampling dan Simple Random Sampling. Data dikumpulkan dengan angket. Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dan analisis dengan uji Chi-Square pada α=0,05. Hasil: didapatkan 32,30% siswa adalah perokok, 10,4% dengan pengetahuan rendah, dan 7,3% dengan sikap negatif. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan (p=1,000) dan sikap (1,000) dengan kebiasaan merokok pada siswa SMP di Kota Padang. Kesimpulan: tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan (p=0,155) dengan sikap terhadap rokok pada siswa SMP di Kota Padang. Sebaiknya perlu dilakukan penyuluhan kepada siswa SMP di Kota Padang mengenai zat-zat kimia dalam rokok dan asap rokok serta dampaknya terhadap kesehatan. Kata kunci: pengetahuan, sikap, kebiasaan merokok AbstractBackground: In Padang, more than 50% of children aged below 18 years started smoking before the age of 13. Factors which can influence behavior are knowledge, attitude, belief, conviction, tradition, and value. The purpose of this study was to determine the relationship of knowledge and attitude towards smoking with smoking habit in junior high school students in Padang. Methods: Type of this study was observational analytic, in the form of a crosssectional study. The population in this study is all junior high school students in Padang School Year 2011/2012. The number of samples is as many as 96 students, which was taken by sampling technique namely Cluster Sampling and Simple Random Sampling. Data were collected by questionnaire. Computerized data processing and analysis performed by Chi-Square test at α = 0.05. Result: obtained 32.30% of students were smokers, 10.4% with low knowledge, and 7.3% with negative attitude. There was no significant relationship between knowledge (p=1,000) and attitude (p=1,000) with smoking habit in junior high school students in Padang. Concultion: there was also no significant relationship between knowledge (p=0,155) and attitude towards smoking in junior high school students in the city of Padang. It is necessary to give counseling to junior high school students in Padang about the chemicals contained in cigarettes, its smoke, and its impact to health.
Infeksi Saluran Nafas Akut Atas (ISPA atas) adalah infeksi pada saluran pernafasan di atas laring, yang merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah lima tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran balita penderita ISPA atas yang berobat ke poliklinik anak RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2012-2013. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data rekam medik balita penderita ISPA atas pada tahun 2012-2013. Seluruh anggota populasi dijadikan sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 95 orang. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu 54,7% balita penderita ISPA atas adalah laki-laki, 68,4% pada kelompok usia 12-<60 bulan, 84,2% berstatus gizi baik dan 62% bertempat tinggal di daerah rural di Kota Padang. Pada tahun 2012, kejadian ISPA atas terbanyak terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 8,4% dan pada tahun 2013 kejadian terbanyak terjadi pada bulan April dan November yaitu sebesar 7,4%.Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kejadian ISPA atas terbanyak adalah laki-laki, pada kelompok balita, dengan status gizi baik, dan umumnya bertempat tinggal di daerah rural. Kejadian ISPA atas ditemukan hampir setiap bulan pada tahun 2012-2013. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan peningkatan pemberian informasi kepada ibu yang mempunyai bayi dan balita mengenai penyakit ISPA serta faktor-faktor yang mempengaruhinya agar angka morbiditas akibat ISPA dapat berkurang.
scite is a Brooklyn-based startup that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2023 scite Inc. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers