This study is conducted to analyze the effect of coastal structure to depth of closure variation. Analysis on time series bathymetry data has been applied to determine location of depth of closure. The deviation of bathymetry profile changing is also considered. Furthermore, longshore variation of depth of closure is proposed. The hydrodynamic conditions are simulated using Boussinesq model derived by Peregrine (1967). This model is applied considering its applicability to observe non-linear and dispersion phenomenon while wave propagates to the shoreline. The simulation is carried out under regular wave assumption with 20% wave height in deep area is applied as representative wave. The simulation results are obtained in term of surface water level, bottom velocity in x and y direction and current velocity. The result is utilized to calculate maximum bottom velocity just outside boundary layer. To observe sediment movement along the coast, maximum shear stress is calculated under wave-current combined motion. Dimensionless Shields parameter is also assessed. The simulation results are depicted in spatial map. Furthermore, the effect of coastal structure to depth of closure variation is confirmed using hydrodynamic conditions.
Fenomena kerusakan jembatan akibat gerusan pada pondasi pier atau abutment sulit diamati secara langsung. Salah satu metode untuk menyederhanakan adalah dengan pemodelan fisik di laboratorium. Tujuan penulisan jurnal ini adalah membandingkan gerusan yang terjadi di sekitar abutment dinding vertikal tanpa sayap dan dengan sayap pada saluran lurus, tikungan 90 o , dan 180 o. Perbandingan difokuskan pada gerusan lokal jenis live-bed scour dan terjadinya transportasi sedimen sepanjang pengaliran debit 4, 5, 6, dan 7 liter/detik pada model saluran. Penelitian dilakukan dengan membangun model saluran terbuka dengan dinding fiberglass dan dasar saluran terbuat dari semen, saluran memiliki bagian lurus serta sudut tikungan 90° dan 180°. Hasil parameter fisik berupa kecepatan dan kedalaman gerusan, dibandingkan secara analitik dengan menggunakan Formula Laursen (1960), Froehlich (1989), dan Mellvile (1997). Hasil perbandingan menunjukkan bahwa pada abutment dinding vertikal tanpa sayap, hasil perhitungan Formula Laursen paling mendekati hasil pengamatan dengan persentase kesalahan 20,02%. Sedangkan untuk abutment dinding vertikal dengan sayap, persentase kesalahan terkecil sebesar 28,17%, dengan menggunakan Formula Froehlich (1989). Untuk abutment dinding vertikal tanpa sayap, kedalaman gerusan maksimum terjadi di sekitar hulu abutment, dan segmen tengah abutment untuk abutment dinding vertikal dengan sayap. Untuk kedua tipe abutment sedimentasi tertinggi terjadi di sebelah hilir.
Perubahan garis pantai merupakan salah satu masalah yang dihadapi masyarakat di kawasan pesisir utara Jawa, Indonesia. Hilangnya sabuk mangrove di kawasan pantai secara bertahap menyebabkan terjadinya erosi pantai. Untuk mengatasi masalah tersebut, konsep adaptif menggunakan Building with Nature (BwN) mulai dikembangkan di beberapa lokasi di pantai utara Jawa. Konsep ini diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan erosi dengan memanfaatkan proses alam dan tetap memperhatikan kelangsungan ekosistem setempat, yaitu dengan pembangunan struktur berpori (permeable structure). Di kawasan pesisir Demak, pembangunan struktur berpori dimulai sejak 2013 di Desa Bogorame dan mampu menahan sedimen setinggi 45 cm dalam 1.5 tahun. Pemodelan akan menggunakan perangkat lunak Delft3D dengan meggabungkan antara model Delft3D-Flow dan Delft3D-Wave. Pemodelan dilakukan dengan menempatkan thin dam sebagai struktur berpori sesuai kondisi eksisting di lapangan. Simulasi akan dilakukan pada musim hujan dan kemarau, dengan memasukkan input gelombang signifikan pada kedua musim tersebut. Berdasarkan simulasi, dapat disimpulkan bahwa pada musim penghujan, struktur berpori menangkap lebih banyak sedimen dibandingkan pada musim kemarau. Pada beberapa lokasi, erosi terjadi saat musim penghujan, namun akan terisi kembali pada saat musim kemarau. Lebih lanjut lagi, konsep adaptif dari struktur berpori ini diharapkan dapat mempercepat restorasi pantai di kawasan pesisir Demak.
scite is a Brooklyn-based startup that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.