Penelitian ini bertujuan membandingkan diversitas dan kerapatan mangrove dengan kepadatan gastropoda dan bivalvia di mangrove alami dan rehabilitasi. Pengukuran ekosistem mangrove menggunakan transek kuadrat 10 m x 10 m. Kelimpahan dan kepadatan gastropoda dan bialvia menggunakan transek kuadrat berukuran 1 m x 1 m. Analisis nMDS, cluster untuk melihat hubungan karekteristik mangrove alami dan rehabilitasi dianalisis secara deskriptif dan analisis regresi untuk mendeterminasi hubungan antara kerapatan mangrove dengan kelimpahan serta kepadatan gastropoda dan bivalvia. Analisis Mann-Whitney untuk menguji perbedaan kualitas air mangrove alami dan rehabilitasi berdasarkan pasang surut. Diversitas mangrove alami cenderung sama dengan berkategori sedang, kerapatan lebih dari 1.500 pohon/ha. Diversitas gastropoda di mangrove alami cenderung sama dengan di daerah rehabilitasi yakni berkategori sedang. Keanekaragaman gastropoda di lokasi mangrove alami dan rehabilitasi tidak berbeda nyata. Kepadatan gastropoda secara spasial dan temporal pada lokasi mangrove alami lebih rendah dibanding dengan mangrove rehabilitasi. Diversitas dan kepadatan bivalvia di mangrove alami memiliki kisaran indeks dominansi 0,5-0,7 artinya spesies bivalvia yang mendominasi mangrove alami tergolong sedang. Begitu juga halnya pada mangrove rehabilitasi, yang memiliki indeks dominansi sebesar 0,6. Di mangrove alami kerapatan mangrove berbanding lurus terhadap kepadatan dan kelimpahan gastropoda dan bivalvia. Sebaliknya pada mangrove rehabilitasi menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik.
ABSTRAK Kima (giant clams) merupakan salah satu hewan laut yang dilindungi di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Penetapan tersebut berdasarkan kenyataan bahwa populasi kima di alam sudah sangat menurun terutama disebabkan pemanfaatan manusia. Melihat kondisi kritis tersebut, perlu dilakukan penelitian dasar tentang kelimpahan dan kepadatan kima dalam upaya konservasi. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan kelimpahan dan kepadatan terhadap parameter kualitas perairan di Kepulauan Spermonde. Lokasi penelitian hanya pada zona III dan IV di Kepulauan Spermonde. Metode penelitian menggunakan belt transect/sweept area pada dua stratifikasi yakni reff flat dan reef slope. Analisis data menggunakan formula Krebs (1978) dengan bantuan Software Microsoft Office Excel 2013 yang dapat memberikan gambaran kelimpahan dan kepadatan serta kualitas perairan antar zona. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Kelimpahan zona III dan zona IV adalah berturut-turut sebesar 75,5 dan 48,8 ind. Kepadatan zona III dan zona IV adalah berturut-turut sebesar 30,2 dan 19,4 ind/m 2. Jadi, baik kelimpahan maupun kepadatan kima zona III lebih tinggi dibandingkan dengan zona IV. Kelimpahan dan kepadatan tertinggi adalah dari jenis T. crocea. Sementara itu jenis-jenis lainnya yang diperoleh di lokasi adalah T. squamosa, T. maxima, T. derasa dan H. hippopus. Kelimpahan dan kepadatan kima dipengaruhi oleh nilai kualitas perairan yang mendukung kehidupan kima. Kata Kunci: Kelimpahan, kepadatan, kima (Tridacnidae), dan Kepulauan Spermondesp I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kima termasuk dalam kelas Bivalvia, suatu kelompok hewan bertubuh lunak yang dilindungi sepasang cangkang bertangkup. Bernapas dengan insang yang bentuknya seperti lembaran yang berlapis-lapis. Alat gerak berupa kaki perut yang termodifikasi untuk menggali pasir atau dasar perairan. Beberapa jenis, melekatkan diri pada substrat berbatu dengan semacam rambut atau organ yang disebut byssus (Niartiningsih, 2007b). Kerang raksasa (Bivalvia: Tridacnidae), salah satu kelompok dari populasi moluska yang terbesar di dunia, menghuni terumbu karang dangkal di wilayah Indo-Pasifik (Rosewater, 1965). Mereka memperoleh gizi dari saringan makanan (Klumpp et al., 1992), serta melalui hubungan simbiotik dengan ganggang dinoflagellata atau yang dikenal sebagai zooxanthella (Yonge, 1936, 1975 dalam Neo, 2009). Kima (giant clams) merupakan salah satu hewan laut yang dilindungi di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Sejak tahun 1983 CITES (Convention on International Trade In Endangered Species) mengelompokkan kima sebagai biota laut yang dilindungi yang ditindaklanjuti oleh Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.12 tahun 1987, kemudian Undang-Undang No. 5 tahun 1990 yang dipertegas lebih lanjut dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 31/KPTS _
AbstrakKima adalah salah satu kerang dengan bentuk dan ciri yang paling unik di antara semua jenis kerang. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan kualitas perairan terhadap kelimpahan kima (tridacnidae) di Kepulauan Spermonde. Metode penelitian menggunakan pendekatan observatif dengan metode deskriptif pada tiga mintakat terumbu karang secara vertikal, yakni : zona rataan terumbu, lereng terumbu dan dasar terumbu. Lokasi penelitian pada zona II, III dan IV di Kepulauan Spermonde. Analisis data menggunakan analisis korelasi. Analisis ini dapat menunjukkan tingkat keeratan hubungan antar variabel. Data diolah menggunakan bantuan Software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kualitas perairan (biologi, fisika dan kimia) dengan tingkat kelimpahan kima. Parameter yang paling berpengaruh secara langsung terhadap kelimpahan kima adalah kedalaman, salinitas dan kecerahan. Tingkat signifikansi korelasinya berada di bawah 0,05. Sementara parameter kecepatan arus, oksigen terlarut, pH, nitrat, klorofil, fosfat dan suhu tingkat signifikansi korelasi berada di atas 0,05. Parameter tersebut tetap memiliki pengaruh terhadap kelimpahan kima meskipun secara tidak langsung karena digunakan untuk proses respirasi, metabolisme, pertukaran dan pengangkutan unsur zat hara, transpor sedimen, laju pertumbuhan kima, reproduksi, dan kesuburan perairan. Disimpulkan bahwa kelimpahan kima dipengaruhi oleh kualitas perairan secara langsung dan tidak langsung.Kata kunci : Kima (Tridacnidae), kelimpahan, kualitas perairan dan Kepulauan Spermonde. Abstact Giant clams is one of the shells with such form and habitude the most unique among all kinds of shells. Research aim is to analyze the relation of waters quality against an abundance of clams (tridacnidae) of the Kepulauan Spermonde. A method of research using approach observatif with a method of descriptive on three riparian coral reefs vertically, the zone reefs flet, reefs slope and the reefs base. The location of research on zone II, III and IV in kepulauan spermonde. Analysis of data using correlation analysis. This analysis can show the level the close relationship between variables. The data processed use some help software spss. Research result indicates the presence of the relation between the waters quality ( biology, physics and chemistry ) with the level of abundance clam. In parameter that most influential directly against an abundance of clams
The user has requested enhancement of the downloaded file.
Keberhasilan dalam belajar atau tranfer knowledge dalam kegiatanpembelajaran dapat dilihat dengan adanya perubahan tingkah laku pada dirisiswa, input proses output. Dalam setiap mata pelajaran mempunyai kriteriadan tingkat kesulitan tersendiri bagi pendidik dan peserta didik yang biasadisebut dengan problem dalam belajar. Pendidikan agama Islam adalah usahasadar generasi tua (pendidik) untuk mengarahkan pengalaman, pengetahuan,kecakapan, dan ketrampilan kepada generasi muda (anak didik) agar kelakmenjadi manusia muslim, bertakwa kepada Allah swt. Berbudi luhur,berkepribadian yang utuh yang secara langsung memahami, menghayati danmengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaanpendidikan Islam di sekolah-sekolah kita masih mengalami banyak problematau kendala yang meliputi pendidik, peserta didik, serta media pembelajaran.Adanya problem-problem dalam pendidikan agama Islam tersebutmenimbulkan kurang optimal atau belum sepenuhnya tercapai tujuanpendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
Pangkil Village is one of the areas located on the coast of Bintan Island, Teluk Bintan District. This island has an aquatic ecosystem with abundant marine resources, one of which is the mangrove ecosystem. Mangroves are the main supporting ecosystem for life activities in coastal areas that play an important role in maintaining the balance of environmental biological cycles. This study aims to determine the condition, distribution and density level of mangroves in the waters of Pangkil Village. This research was conducted in February-March 2021. The research method is purposive sampling, which means that the research station points are chosen intentionally based on the consideration of the condition of the existence of mangroves or the density of mangroves. The research station points were determined as many as 8 stations, at each station consisting of transects and at each transect consisting of 3 sample plot plots (Transect Line Plot). The density level data was collected using a line transect measuring 10x102 which was drawn from the sea to the land and the distribution of mangroves using lansat-8 imagery. The level of mangrove density in the waters of Pangkil Village is still quite good. The results of the research on the level of mangrove density in the waters of Pangkil Village are classified as good with the distribution of mangrove areas in the waters of Pangkil Village covering an area of 40.23 ha, with an average density level of 1,033 ind/ha per station to 1,733 ind/ha. with medium and solid status based on the Decree of the Minister of the Environment No. 201 year 2004.
Yellowtail scad fish was an economic value fish that many fishermen in Kelong Village catch. One of fishing ground in Bintan was Merapas Waters. Fishing activities without considering fish stocks in nature will caused overfishing. The objective of this research was to determine the Maximum Sustainable Yield (MSY), rate and effort of utilization, and Total Allowed Catch (TAC) of Yellowtail Scad fish in Merapas waters landed on Kelong Village. The fishing gear that Fishermen in Kelong Village used to catch Yellowtail Scad fish was hand line. This research used survey method. Primary data from this research were catch and effort of Yellowtail Scad Fish, while secondary data obtained from fishermen interviews and related literature. Data analysis of this research used Schaefer method. The result of this research was the potential value of MSY is 2,501.37 kg/month with the optimum effort (f opt) 178 trip. The utilization rate of Yellowtail Scad fish was 38.48% and effort rate of Yellowtail Scad fish was 22.16%. Total allowed catch value of Yellowtail Scad fish was 2,001.1 kg. Overall, the catch of Yellowtail Scad Fish hasn’t reach overfishing, so the fishing effort can be more optimized.
scite is a Brooklyn-based startup that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2023 scite Inc. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers