Kebutuhan kayu jati (Tectona grandis L.f.) untuk industri nasional hanya bisa dipenuhi sekitar 0,75 juta m 3 /tahun dari 2,5 juta m 3 /tahun yang diantaranya disebabkan oleh umur panen pohon jati yang lama dan semakin berkurangnya lahan yang sesuai dengan habitat jati akibat perubahan iklim. Indonesia memiliki lahan kering yang cukup luas untuk pengembangan jati, sehingga dibutuhkan bibit tanaman jati yang bisa tumbuh cepat dan tahan dengan kondisi kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sifat ketahanan klon jati tetraploid dengan diploid terhadap cekaman kekeringan. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan ulangan sebanyak 9 kali di rumah kaca. Faktor pertama adalah klon diploid (2x) dan tetraploid (4x). Faktor kedua adalah tingkat cekaman kekeringan meliputi interval penyiraman 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan disiram hanya di awal perlakuan. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, luas daun, ketebalan daun, potensial air daun, stomata, perakaran, dan bobot kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan kedua klon bibit jati menurun dalam kondisi cekaman kekeringan, namun pertumbuhan bibit tetraploid lebih baik dibandingkan dengan bibit diploidnya. Kata kunci:
Moringa (Moringa oleifera Lam.) is a cultivated plant that reported have many benefits. Indonesian people have utilized moringa as a vegetable widely but it is never used as functional food. The distribution data of moringa in Indonesia is needed to develop moringa as an additional nutrient for functional food. The aim of the research was to draw up the distribution map of moringa in Java and Lesser Sunda Islands (LSI). In addition, this distribution map was also attributed with average annual rainfall to know the preference of moringa to life depend on the rainfall. This research has been conducted with four approaches: collecting specimens, direct observation of living plant, direct observation of specimen herbarium and literature study. All data were analyzed and arranged into the distribution maps of moringa in Java and the LSI attributed with annual rainfall. The result showed that moringa in entire Java mostly distributed in the area of Jakarta, West Java, Central Java, Yogyakarta, the north part of East Java, Madura and Kangean. While, moringa in LSI distributed in the southern part of Bali, Lombok, Sumbawa, Kupang, Flores, Sumba and Alor. The average annual rainfall of 1500-2000 mm is the most ideal condition for moringa plants to grow well. This map and information can be utilized by the stakeholders to determine the most appropriate place for moringa cultivation and their development as as a functional food.
Kebun Plasma Nutfah Pisang Cibinong Science Center (CSC) merupakan koleksi pisang ha-sil dari eksplorasi ke seluruh wilayah Indonesia. Koleksi ini kemudian diperbanyak untuk pe-nelitian lebih lanjut. Dalam proses pengelolaannya monitoring kesehatan tanaman pisang per-lu dilakukan untuk meningkatkan kualitas koleksi tersebut. Untuk keperluan tersebut dilaku-kan inventarisasi terhadap jenis-jenis penyakit yang menyerang tanaman koleksi, dengan ha-rapan untuk mempertahankan kualitasnya sebagai bahan dasar penelitian lebih lanjut. Pe-nelitian diawali dengan (1) Identifikasi kerusakan tanaman pisang dengan menggunakan hasil modifikasi metode Forest Health Monitoring (FHM), kemudian dilanjutkan dengan (2) me-ngukur intensitas serangan dan luas serangan pada tanaman pisang. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa koleksi pisang di kebun plasma nutfah CSC terserang penyakit Layu Fusarium (2,9%), penyakit bercak Cordana (2%), penyakit Black Sigatoka (5,62%) dan penyakit Yel-low Sigatoka (4,68%). Luas serangan terjadinya penyakit sebesar 30,89%.
Konfirmasi Mikroba Endofit Penyebab Kontaminasi pada Kultur Jaringan Kangkung (Ipomoea aquatica Forssk.) Tanaman kangkung secara alami bersimbiosis dengan mikroba endofit, yang berpotensi menjadi kontaminan pada kultur jaringan kangkung karena berada di dalam jaringan dan sulit dijangkau saat proses sterilisasi eksplan. Tujuan penelitian ini adalah mengonfirmasi mikroba endofit penyebab kontaminasi pada kultur jaringan kangkung ‘Tetraploid’ sehingga dapat menjadi informasi awal untuk metode sterilisasi yang efektif. Sebanyak 14 sampel kontaminan pada media tanam kultur jaringan kangkung diisolasi dan diidentifikasi secara molekuler berdasarkan gen 16S rDNA untuk bakteri, daerah D1/D2 dari gen LSU rRNA untuk khamir, dan daerah ITS dari gen rDNA untuk jamur. Keragaman jenis mikroba yang teridentifikasi dibandingkan dengan keragaman jenis mikroba endofit dari jaringan tanaman kangkung yang ditanam pada media kultur jaringan tidak terkontaminasi mikroba, media kultur jaringan terkontaminasi mikroba, media tanam campuran tanah steril dan tidak steril, serta kangkung yang didapatkan dari pasar. Hasil penelitian ini mengonfirmasi bahwa khamir endofit dari kelompok Ustilaginaceae (basidiomycetous yeast) yang berasal dari jaringan tanaman kangkung sama dengan jenis kontaminan yang mengontaminasi media kultur jaringan kangkung ‘Tetraploid’. Khamir dari kelompok Ustilaginaceae (basidiomycetous yeast) tersebut juga merupakan mikroba paling dominan yang mengontaminasi media tanam kultur jaringan kangkung ‘Tetraploid’. Keywords: Ipomoea aquatica, kultur jaringan, mikroba endofit, morfologi, pohon filogeni Water spinach in nature lives in symbiosis with endophytic microbes, which have the potential to become contaminants in water spinach tissue culture because they are difficult to eliminate during the explant sterilization process. This study aimed to confirm endophytic microbes that cause contamination in the tissue culture of 'Tetraploid' water spinach so that it can provide initial information for an effective sterilization method. Fourteen contaminant samples in water spinach tissue culture media were isolated and identified molecularly based on the 16S rDNA gene for bacteria, the D1/D2 region of the LSU rRNA gene sequences for yeast, and ITS region of the rDNA gene for mold. The diversity of microbial species identified was compared with the diversity of endophytic microbial types from water spinach plant tissue grown on sterile tissue culture media, microbially contaminated tissue culture media, sterile and non-sterile soil mixed planting media, and water spinach obtained from the market. The results confirmed that endophytic yeast from Ustilaginaceae group (basidiomycetous yeast) derived from water spinach plant tissue was the same type of microbe that contaminated the 'Tetraploid' water spinach tissue culture media. The results gave new information that yeast from the Ustilaginaceae (basidiomycetous yeast) group was the most dominant microbe contaminating water spinach ‘Tetraploid’ tissue culture media. This group is endophytic yeast that lives within Ipomoea aquatica tissues.
Homegarden-dry field is one of land management form that maintains biodiversity while at the same time synergize the production and conservation. Changes in market conditions pose a threat for monoculturalism on homegarden and dry field. On the basis of this consideration, it is necessary to do a research on trees health in homegarden and dry field. This study aimed to determine the constituent species in the agroforestry system of Kulon Progo, tree health typology in Kulon Progo, and the type of damages to homegarden and dry field tree species in agroforestry. This research method used inventory of species in the agroforestry system and identification of damage to trees using Forest Health Monitoring (FHM). The result showed that there were three typologies of trees' health. Those were classified into typology 1, 2 and 3 in Kulon Progo. The types of damage that present at homegarden and dry field in Kulon Progo are the open wound, galls rust, broken branch, leaf spot, excessive branching, gummosis and termite attack.
Diversity of fruit flies (Diptera: tephritidae) attracted by me lure in CSG-BG germplasm carambolae plantation. Germplasm Garden (KPN) Cibinong Science Center-Botanical Garden (CSC-BG) is one of the gardens that conserve and utilizes Indonesian local germplasm, one of which is carambolae. The current problem in KPN is the attack of fruit flies (Bactrocera spp.). This study was conducted to determine the diversity of fruit flies in the KPN carambola plantation area. A total of eight traps were placed randomly in the plantation area. Each trap contained 1 mL of methyl eugenol pheromone solution. Identification of fruit flies was carried out based on three morphological differences, they were wings, abdomen, and hind legs. There were 317 fruit flies collected and separated into three species, namely Bactrocera carambolae, B. papayae, dan B. umbrosa, of which B. carambolae had a dominance index of 0.74 and abundance index of 85%. Data on the types of fruit flies can be used as primary data to determine the preparation of pest prevention efforts.
Pada perbanyakan tanaman secara in vitro, sitokinin dan hara nitrogen merupakan beberapa komponen utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis tanaman. Pada penelitian ini, komponen utama tersebut diuji untuk optimasi pertumbuhan kultur tunas kelor dengan perlakuan berikut: (1) konsentrasi BA yaitu 0.00, 0.05, 0.10, 0.25, 0.50, 1.00 mg L-1, (2) total konsentrasi N dalam medium yakni 20, 40, 60, 80 mM; (3) perlakuan nisbah NO3-:NH4+ yakni 0:1, 1:3, 1:1, 3:1, 1:0. Rancangan yang digunakan adalah acak lengkap dengan 10 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan BA 0.25 mg L-1 menghasilkan proliferasi tunas terbaik dengan jumlah buku tertinggi (8.07±3.48). Respon pertumbuhan tunas terhadap perbedaan konsentrasi nitrogen cenderung bersifat parabolik dengan konsentrasi optimum 40–60 mM pada medium standar MS. Perlakuan nisbah nitrat/ amonium menunjukkan pertumbuhan dan biomassa tunas in vitro yang optimal pada nisbah NO3-:NH4+ 3:1. Medium MS dengan modifikasi total konsentrasi nitrogen 40-60 mM dengan nisbah NO3-:NH4+ 3:1 dapat digunakan untuk proliferasi tunas kelor secara in vitro untuk tujuan perbanyakan klonal dari genotipe terpilih. Kata kunci: Benzyladenin, in vitro, kelor, nisbah nitrat/ amonium, total N
Barat yang termasuk ke dalam pulau-pulau kecil terluar Indonesia. Informasi keanekaragaman flora, terutama anggrek epifit, di pulau ini belum terekam dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah menyediakan informasi keanekaragaman jenis anggrek epifit di Pulau Middleburg. Penelitian menggunakan metode pengumpulan data taksonomi. Material tumbuhan dikoleksi untuk dibuatkan spesimen herbarium dan disimpan di Herbarium Bogoriense (BO). Identifikasi spesimen dilakukan menggunakan acuan spesimen BO dan beberapa pustaka terkait. Dalam penelitian ini dijumpai 10
scite is a Brooklyn-based startup that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2023 scite Inc. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers