Alang river has been one of the river banks to contribute the most to fish production in the Banjar district. However, despite the seemingly protein-rich diet of its inhabitants, this area still has a high prevalence of stunting. This research was therefore conducted to identify the factors that might affect the occurrence of stunting among young children within the area. This cross-sectional research conducted from May to July 2019 recruited 96 dyads of mother and her young child as participants. The children were then analyzed for their adequacy of energy and protein intake based on the recommended dietary allowances (good vs. poor adequacy) and the occurrence of stunting based on the 2006 World Health Organization anthropometry standard (stunted vs. not stunted). Other variables of the children (sex, history of low birth weight, history of exclusive breastfeeding) and variables related to family members (total number of family members, maternal height, paternal height, family income, maternal educational level, and paternal educational level) were also analyzed. Young children with poor adequacy of energy intake had 9.133 times higher risk of stunting than young children with good adequacy of energy intake (p=0.001). The young children's energy and protein intake played a significant role in determining the occurrence of stunting, implying the importance of this macronutrient for the growth and development of young children. The education about the children's nutritional needs for mothers with young children should be delivered with a better design that includes easy-to-remember and immediately applicable local wisdom based methods for the children's nutritional fulfillment of the children's nutritional need.
Pada masa pandemi ini memberikan dampak yang cukup besar baik dari segi ekonomi maupun kesehatan. Di tengah kepanikan masyarakat di masa pandemi Covid-19 ini, usaha pembuatan tumbuhan obat-obatan menjadi jamu merupakan alternatif solusi. Sebagai upaya preventif, masyarakat banyak mengonsumsi jamu dan minuman kesehatan sehingga bisnis empon-empon atau ramuan rempah menjadi pilihan yang menguntungkan. Tujuan dari kegiatan ini adalah melatih ibu-ibu rumah tangga untuk dapat membuat minuman herbal dari jahe dan memasarkannya secara online. Metode pelaksanaan pengabdian adalah pihak penyelenggara merekrut ibu rumah tangga sebanyak 16 orang yang bersedia terlibat dalam program ini, diberikan pelatihan secara online memproduksi olahan jahe dan mampu melakukan pemasaran secara online. Penyelenggara melakukan evaluasi pengetahuan dan skill peserta dalam hal pengolahan jahe dan bagaimana melakukan pemasaran online. Hasil evaluasi menunjukkan ada peningkatan pengetahuan tentang pengolahan jahe dan pemasaran online sesudah dilakukan pelatihan secara online Observasi keterampilan peserta baik karena semua dapat mengolah produk jahe.
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah berat lahir yang kurang dari 2500 gram. Kasus BBLR di Kalimantan Selatan sebanyak 4,53%. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar tahun 2018 menunjukkan bahwa pada tahun 2017 persentase BBLR mengalami kenaikan sebesar 3,4% dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu sebesar 3,3%. Kasus BBLR terbanyak di Kabupaten Banjar adalah wilayah kerja Puskesmas Karang Intan 1 yaitu terdapat kasus BBLR sebanyak 7,5%, kasus ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2,2%. Disusul kasus terbanyak kedua terdapat di wilayah kerja Puskemas Simpang Empat 2 yaitu sebesar 6,5%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain case control. Populasi penelitian semua ibu yang melahirkan antara bulan Januari-Desember 2017. Jumlah sampel adalah 30 orang kelompok kontrol (ibu melahirkan dengan berat lahir normal) dan 30 orang kelompok kasus (ibu yang melahirkan dengan BBLR). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen yang akan digunakan ialah buku register ibu hamil dan bersalin, kohort ibu, kohort bayi, dan buku KIA ibu hamil tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan nilai p > 0,05 yaitu tidak ada hubungan bermakna antara faktor ibu, fetus, dan plasenta dengan kejadian BBLR.Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara faktor ibu, janin, dan plasenta dengan kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Karang Intan 1 dan Simpang 4 Kabupaten Banjar.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.