Tulisan mendeskripsikan pengetahuan masyarakat sasaran sosialisasi tentang implementasi kesrawan dan praktik higiene/sanitasi penyembelihan hewan qurban di Kota Kupang setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan oleh tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Nusa Cendana. Penelitian ini merupakan penelitian survey pada populasi yang diintervensi dengan penyuluhan dan pelatihan dengan menggunakan metode pre test dan post test. Peserta penyuluhan dan pelatihan kesrawan dan higiene daging qurban di Masjid Al Mujahidin Penfui dan Masjid Darul Hijrah Kolhua, Kota Kupang (masing-masing 15 orang), yaitu. Soal pretest dan posttest sebanyak 20 pertanyaan benar dan salah. Data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan Microsoft Excel. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan kesrawan dan praktik higiene bagi panitia qurban di kedua masjid berhasil meningkatkan skor pemahaman peserta tentang aspek kesrawan dan praktik higiene dan sanitasi dalam menangani hewan dan daging qurban sebesar 47,5% dan 40,2%. Pemahaman tersebut penting sebagai landasan sikap dan tindakan dalam menghasilkan daging qurban yang aman, sehat, utuh dan halal.
Produktivitas ternak kambing di lahan kering Nusa Tenggara Timur yang dipelihara secara tradisional semi-intensif sangat dirugikan oleh parasit. Studi kasus selama bulan Juli 2016 pada 5 peternakan rakyat ini mendeskripsikan pola pemeliharaan ternak kambing di Kupang yang dikaitkan dengan risiko infeksi/infestasi parasit. Kambing sebanyak 20 ekor dari 5 peternakan kambing di Kota Kupang (Kelurahan Manutapen, Kelurahan Lasiana) dan di Kabupaten Kupang (Desa Pariti dan Desa Oenesu) terdiri dari berbagai umur diambil sampel feses untuk pemeriksaan parasit kualitatif dengan metode pengapungan sederhana. Observasi dilakukan terhadap perkandangan dan padang penggembalaan. Wawancara terstruktur pada pemilik peternakan untuk mengetahui tata kelola peternakan. Hasil kajian menunjukkan semua ternak terinfeksi parasit saluran pencernaan berupa cacing kelompok strongil, cacing Strongyloides, cacing Trichuris dan protozoa Eimeria spp. Sistim peternakan kambing yang dikelola secara tradisional semi-intensif sebagai usaha sampingan dimana ternak dilepas saat cuaca cerah, kandang alas tanah tanpa pemisahan umur, dan kotoran jarang dibersihkan mendukung siklus hidup parasit.
Pengendalian yang strategis perlu mempertimbangkan data epidemiologi trematodosis itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status prevalensi terkini (update) kasus trematodosis pada sapi bali di Kupang. Sebanyak 51 ekor sapi bali dewasa diambil sampel feses dan diperiksa dengan metode filtrasi bertingkat selama periode September 2019 hingga Januari 2020. Data diolah dan ditampilkan sebagai statistik deskriptif. Kajian ini mengungkap prevalensi trematodosis pada sapi bali di Kupang sebesar 25,49%, dengan diantaranya menderita fasciolosis sebesar 19,61% dan infeksi amphistome sebesar 9,80%.
ABSTRAKPenelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui keberadaan toxocariosis pada sapi potong di Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) Kasiman Bojonegoro serta mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang mungkin berperan dalam tingkat prevalensi dan intensitas infeksi. Sebanyak 263 ekor sapi berbeda umur dan jenis kelamin diambil sampel feses dan sebanyak 80 peternak diwawancarai. Prevalensi toxocariosis sapi di SPR Kasiman sebesar 5,32 (CI 95 = 2,618,04). Variabel umur dan jenis kelamin menunjukkan pengaruh terhadap risiko infeksi. Prevalensi cenderung menurun berdasarkan kelompok umur (berbeda nyata, p<0,001), yaitu kelompok pedet (23,68), anak (7,41), muda (2,04), dan dewasa (1,34). Prevalensi pada kelompok jantan sebesar 12,7 dan betina 3,0 (berbeda nyata, p=0,003). Namun analisis regresi logistik menemukan hanya umur yang memengaruhi angka infeksi dengan model matematis toxocariosis di SPR Kasiman adalah Logit toxocariosis = -0,058 -1.098 umur. Kata kunci: Bojonegoro, sapi potong, Toxocara vitulorum ABSTRACTThis study were conducted to determine the presence of toxocariosis in beef cattle in Kasiman Subdistrict, the Regency of Bojonegoro kept under the Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) programme. The experiment were done to identify several risk factors that may play certain roles on the degree of prevalence and infection intensity. A total of 263 head of local beef cattle with various ages were taken for faecal samples and 80 farmers were interviewed. Results of the experiment indicated the prevalence of toxocariosis was 5.32 (CI 95 = 2.618.04) influenced by age and gender which showed an effect on the risk of infection. The prevalence tends to decline by age group (p <0.001): calves under 6 months of age (23.68), and between 612 months of age (7.41), 12 years old calves (2.04) and the above 2 years adults (1.34). The prevalence is higher in the males group (12.7) compared to the females group (3.0), (p=0.003). Logistic regression analysis concluded that age was the only affecting variable to the rate of infection with mathematical models for toxocariosis. Logit toxocariosis = -0.058 -1.098 age. Keywords: beef cattle, Bojonegoro, Toxocara vitulorum PENDAHULUANProgram swasembada daging sapi dan kerbau yang dicanangkan Pemerintah Indonesia dapat tercapai bila 90 kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi dari produksi dalam negeri. Data Sensus Pertanian 2013 menunjukkan adanya penurunan populasi sapi dan kerbau di berbagai provinsi, termasuk Provinsi Jawa Timur. Populasi sapi dan kerbau di Jawa Timur turun 24, yaitu dari 5,06 juta ekor pada 2011 menjadi 3,83 juta ekor pada 2013 (BPS Jatim 2013).Kabupaten Bojonegoro bukan penyumbang populasi sapi terbesar di Jawa Timur, dan telah mengalami penurunan populasi 24,46 selama dua tahun tersebut. Ada niat positif pemerintah daerah untuk mengembangkan peternakan sapi potong dengan membentuk Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) yang dirintis di tiga kecamatan. Demi menunjang keberhasilan program tersebut, perhatian ditujukan pula pada masalah umum peternakan ...
Resistensi terhadap anthelmintika memacu upaya penemuan anthelmintika baru yang bekerja melalui penghambatan produksi energi ATP anaerobik pada sel parasit. Parasit melakukan metabolisme menggunakan enzim fumarat reduktase yang berfungsi untuk mengubah fumarat menjadi suksinat. Reaksi fumarat reduktase terjadi di mitokondria dengan bantuan rhodoquinone. Mitochondrial rhodoquinol-fumarate reductase dianggap sebagai target reseptor yang baik untuk pengembangan anthelmintik baru. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi interaksi antara senyawa Passiflora foetida dengan reseptor mitochondrial rhodoquinol-fumarate reductase dari cacing Ascaris suum dengan metode in silico. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa bioaktif ermanin dan deidadlin dari Passiflora foetida memiliki potensi sebagai senyawa obat anthelmintik. Aktivitas senyawa ermanin dan deidaclin memiliki ernegi afinitias berturut turut-turut sebesar -8,2 kcal/mol dan -7,8 kcal/mol, bahkan lebih rendah dari senyawa Atpenin (-7,6kcal/mol)
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.